TIGA RUBAH NAKAL

Karya: Junetha Dewi Kumala/ IX E

Pada zaman dahulu kala, di tengah hutan yang rindang, hiduplah tiga ekor rubah bersaudara. Mereka bernama Lala, Lili, dan Lila. Ketiganya adalah saudara kembar yang ditinggal mati oleh orang tua mereka karena diburu oleh pemburu kejam. Sejak saat itu, mereka tumbuh menjadi rubah-rubah nakal yang suka mengganggu dan mencuri makanan milik hewan-hewan lain di hutan.

Pagi itu, Kancil sedang mencari buah-buahan untuk sarapan. Di tengah perjalanan, ia melihat pemandangan yang membuatnya mengernyit: Lala, Lili, dan Lila sedang asyik mencuri wortel milik Kelinci.

“Hei! Kenapa kalian mencuri wortel Kelinci, hah?” seru Kancil sambil mendekat.

“Bukan urusanmu, Kancil!” jawab Lala dengan nada ketus.

“Tentu saja urusanku! Kelinci adalah sahabatku,” kata Kancil tegas.

“Aku tidak peduli kalau kau mau bilang pada Kelinci,” sahut Lili sambil memasukkan wortel ke dalam karung.

Tanpa rasa bersalah, tiga rubah itu pergi sambil tertawa, membawa wortel yang banyak. Kancil menggelengkan kepala, lalu segera menuju tempat Kelinci. Saat itu, Kelinci sedang mengobrol dengan Rusa dan Monyet.

Kancil pun menceritakan kejadian yang baru saja ia lihat.

“Biarlah, Kancil. Aku sudah lelah dengan kelakuan mereka,” kata Kelinci lesu.

“Tidak bisa begitu! Itu adalah hakmu. Kamu harus mengambilnya kembali,” ujar Rusa memberi semangat.

Monyet yang sejak tadi diam tiba-tiba tersenyum nakal.

“Bagaimana kalau kita beri mereka pelajaran?”

“Pelajaran apa?” tanya Kelinci penasaran.

“Aha! Aku punya ide!” kata Kancil sambil tersenyum lebar.

“Ide apa itu?” tanya ketiganya bersamaan.

“Kita menyamar menjadi pemburu. Mereka pasti ketakutan setengah mati!” jawab Kancil penuh semangat.

“Wah, ide bagus! Tapi… siapa yang jadi pemburu?” tanya Rusa.

“Sepertinya Monyet cocok sekali untuk peran itu,” kata Kancil.

Monyet langsung menepuk dada. “Siap, Kapten!”

Keesokan harinya, mereka mulai beraksi. Diam-diam, mereka pergi ke rumah pemburu untuk meminjam. Eh, lebih tepatnya mencuri bajunya. Setelah berhasil, Monyet memakai pakaian itu lengkap dengan topi dan senapan mainan yang terbuat dari batang kayu.

Siang itu, mereka datang ke sarang tiga rubah.

“Bangun, kalian! Aku pemburu! Akan kutangkap kalian!” teriak Monyet dengan suara menggelegar.

Lala, Lili, dan Lila terbangun kaget. Tanpa pikir panjang, mereka berlari terbirit-birit menembus semak-semak hingga sampai ke ujung hutan.

“Jangan bunuh kami, Pemburu! Ampuni kami!” teriak Lila dengan napas tersengal.

“Aku akan mengampuni kalian… tapi hanya jika kalian berjanji tidak akan mengganggu dan mencuri makanan milik hewan lain di hutan ini,” kata Monyet dengan suara seram.

“Baik! Kami berjanji!” jawab mereka kompak.

Monyet pun melepas topi dan baju penyamarannya. Ketiga rubah itu melongo.

“Kamu… Monyet?!” seru Lala tak percaya.

Mereka akhirnya menunduk malu. “Maafkan kami… kami tidak akan mengulanginya lagi.”

Sejak hari itu, Lala, Lili, dan Lila berubah menjadi rubah yang baik hati dan tak pernah lagi mengganggu teman-teman mereka di hutan.[PUO.Red]

TAMAT

Related Post