Indriyani dan Mimpinya Menjadi Guru yang Menginspirasi
Pesantren Nuris — Di balik sosoknya yang kalem dan santun, Indriyani Najmil menyimpan semangat dan mimpi besar yang kini mulai terwujud satu per satu. Perempuan muda kelahiran Jember tahun 2006 ini merupakan salah satu alumni terbaik Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Jember, yang menempuh pendidikan dari MTs Unggulan Nuris dan melanjutkan ke MA Unggulan Nuris hingga lulus pada tahun 2025.
Perjalanan panjang Indriyani di Nuris bukanlah sekadar proses belajar mengajar di dalam kelas, melainkan sebuah fase pembentukan karakter, pengembangan potensi, dan pendewasaan diri sebagai santri dan pelajar. Kini, ia tengah melanjutkan studinya di Universitas Jember, salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Jawa Timur. Ia diterima di program studi Pendidikan Anak Usia Dini, sebuah jurusan yang sangat sesuai dengan cita-cita mulianya: menjadi guru sekaligus pengusaha yang sukses.
Indriyani bukan sekadar lulusan biasa. Ia adalah sosok yang sejak kecil dikenal tekun belajar dan menyukai dunia seni, terutama menggambar, yang menjadi hobinya. Ketertarikannya terhadap dunia pendidikan anak-anak lah yang akhirnya membawanya memilih program studi Pendidikan Anak Usia Dini. “Saya memang punya keinginan untuk menjadi guru dan saya suka anak-anak. Jadi saya pikir ini pilihan yang tepat, dan saya berharap dari sini saya bisa belajar banyak hal yang akan bermanfaat untuk masa depan saya,” tuturnya.
(Baca juga : Bukti Nyata Kerja Keras : Ashfadhia, Siswa MTs Unggulan Nuris Berhasil Meraih Peringkat Tiga)
Saat pengumuman kelulusan masuk Universitas Jember, rasa haru dan bahagia tidak bisa disembunyikan. Indriyani merasa sangat bersyukur atas pencapaiannya. “Alhamdulillah banget bisa keterima di Universitas Jember. Saya sangat senang, apalagi bisa melihat orang tua saya bangga kepada saya. Itu adalah momen yang tidak bisa saya lupakan,” ungkapnya sambil tersenyum.
Namun perjalanan Indriyani tidak semata-mata berjalan mulus. Ia mengakui pernah mengalami kegagalan yang cukup membuatnya terpuruk. Tetapi dari kegagalan itulah tumbuh semangat baru dalam dirinya. Ia percaya bahwa kegagalan hari ini adalah bahan bakar untuk kesuksesan di masa depan.
“Harapan saya, semoga orang tua saya bisa melihat saya menjadi perempuan sukses. Saya ingin menunjukkan bahwa kegagalan yang kemarin saya alami bisa berubah menjadi kesuksesan di masa depan,” katanya penuh optimisme. Kalimat itu menggambarkan tekad seorang anak perempuan yang tidak hanya ingin sukses untuk dirinya sendiri, tetapi juga ingin membanggakan orang tua yang telah berjasa dalam hidupnya.
Menariknya, meskipun kini berstatus sebagai mahasiswi, Indriyani tetap memilih untuk melanjutkan kehidupan sebagai santri. Ia masih tinggal di pondok pesantren dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di dalamnya. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Bagi Indriyani, nilai-nilai keislaman dan kedekatan dengan lingkungan pesantren merupakan hal penting dalam menjaga karakter dan integritas diri.
“Karena saya mondok, jadi saya hanya mengikuti kegiatan yang ada di pondok,” ujarnya singkat. Meski demikian, kegiatan di pondok tetap padat, mencakup taklim, pengajian kitab, tahsin, dan berbagai rutinitas keagamaan lainnya yang tetap dijalani sambil berkuliah.
Kenangan tentang masa-masa menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember tetap membekas di hati Indriyani. Ia mengungkapkan bahwa selama mondok dan bersekolah di Nuris, dirinya memperoleh begitu banyak hal yang berharga, mulai dari teman-teman baru, pengalaman hidup, hingga ilmu yang tidak ternilai.
“Senang sekali bisa mondok dan bersekolah di Nuris. Di sana saya mendapatkan banyak teman, pengalaman, dan juga pelajaran yang dapat saya terapkan setelah lulus,” kenangnya dengan penuh rasa syukur.
Ia juga menyampaikan harapan agar Nuris bisa menjadi tempat yang semakin berkah dan jaya, tempat yang terus mencetak santri-santri hebat di masa depan. “Pesan saya, semoga Nuris menjadi tempat yang penuh barokah bagi para santrinya, dan semoga Nuris semakin jaya ke depannya,” ujarnya penuh harap.
Selama di MA Unggulan Nuris, Indriyani dikenal sebagai siswi yang aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi bagian dari Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), serta aktif dalam ekstrakurikuler Paskibra dan Jurnalistik. Pengalaman ini membuatnya memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta kemampuan manajemen waktu dan kerja tim yang baik—bekal penting untuk kehidupan perkuliahan dan profesional ke depan.
Walaupun ia belum memiliki prestasi akademik yang menonjol secara formal, namun pencapaiannya bisa masuk Universitas Jember, aktif berorganisasi, tetap istiqomah mondok, serta mempertahankan semangat belajar adalah sebuah prestasi tersendiri yang layak dibanggakan.
Indriyani Najmil adalah contoh bahwa santri bisa memiliki mimpi besar yang konkret dan realistis. Cita-citanya menjadi guru dan pengusaha bukanlah hal yang mudah, namun ia sudah membuktikan bahwa langkah awal ke arah itu sudah ia tempuh dengan penuh kesungguhan.
Di satu sisi, ia ingin mendidik anak-anak dan menjadi sosok guru yang menginspirasi. Di sisi lain, ia juga ingin memiliki usaha sendiri yang bisa memberi manfaat lebih luas. Kombinasi impian ini menunjukkan bahwa perempuan bisa berperan aktif di banyak bidang—pendidikan, ekonomi, hingga sosial—tanpa harus kehilangan jati diri sebagai santri.
Dengan nilai-nilai yang ia dapatkan di Nuris, serta bekal akademik dan spiritual yang kuat, Indriyani tidak hanya melangkah menuju impiannya, tetapi juga membawa harapan bahwa santri-santri seperti dirinya bisa menjadi agen perubahan dalam masyarakat. [LA.Red]
Nama : Indriyani Najmil
Alamat : Sumberjambe, Jember
Hobi : Menggambar
Cita2 : Guru dan Pengusaha
Lembaga : MA Unggulan Nuris Jember 2025
Kuliah : Program studi Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Jember