Dari Nuris ke Universitas Jember Ardian Melangkah dengan Mimpi Jadi Profesor
Pesantren Nuris — Tidak semua keberhasilan ditandai dengan deretan penghargaan atau jabatan organisasi. Kadang, keberhasilan sejati adalah ketika seseorang tahu ke mana ia melangkah, apa yang ingin ia capai, dan bagaimana ia mengembangkan dirinya. Itulah yang bisa kita temukan dalam diri Ardian Maulana, seorang alumni MTs dan MA Unggulan Nurul Islam (Nuris) Jember yang kini sedang menempuh studi di Universitas Jember (UNEJ), jurusan Agribisnis.
Lahir di Jember pada tahun 2007, dan berasal dari kawasan Balung Lor, Kecamatan Balung, Ardian adalah representasi dari santri modern yang menyukai ilmu, berpikiran terbuka, dan bercita-cita tinggi. Meski tidak aktif dalam organisasi sekolah dan tidak pernah meraih prestasi formal selama di bangku madrasah, Ardian adalah pembelajar sejati yang membangun dirinya lewat kebiasaan membaca, berpikir, dan berdialog dengan berbagai disiplin ilmu.
Bagi Ardian, diterima di Universitas Jember bukan sekadar keberuntungan, melainkan momen penting dalam perjalanan hidupnya. Ketika ditanya bagaimana perasaannya saat dinyatakan lolos ke kampus negeri impian, jawabannya sederhana tapi dalam: “bahagia”.
Kebahagiaan itu tentu tidak datang begitu saja. Proses panjang pendidikan dari MTs hingga MA Unggulan Nuris membentuknya menjadi pribadi yang tahan banting, terbuka, dan ingin terus belajar. Ardian memilih program studi Agribisnis, bukan karena tren atau ikut-ikutan, melainkan karena dorongan intelektual yang kuat untuk memahami bagaimana pasar pertanian bekerja, sebuah bidang yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia sebagai negara agraris.
“Saya ingin tahu bagaimana pasar pertanian itu bekerja. Karena pertanian bukan sekadar menanam dan panen, tapi tentang strategi, distribusi, nilai tambah, dan keterkaitan ekonomi yang kompleks,” tutur Ardian dengan semangat intelektual yang terasa nyata.
(Baca juga : Adila Rahmania Alumni MA Unggulan Nuris Menjadi Guru Muda yang Belajar Sambil Mengabdi)
Jika ditanya cita-cita, Ardian tidak ragu menyebutkan: menjadi profesor. Tapi bukan sekadar profesor di satu bidang. Ardian memiliki harapan yang lebih besar — yaitu menjadi seseorang yang interdisipliner, seseorang yang tidak hanya ahli dalam satu cabang ilmu, tetapi mampu memahami dan mengaitkan berbagai bidang pengetahuan untuk menciptakan solusi yang lebih utuh bagi persoalan masyarakat.
“Saya ingin menjadi pribadi yang interdisipliner,” ungkapnya. “Karena hari ini, masalah di dunia ini tidak cukup diselesaikan oleh satu cabang ilmu saja. Kita butuh perspektif yang luas, baik dari ilmu sosial, sains, humaniora, hingga agama.”
Maka dari itu, di sela-sela kuliahnya, Ardian aktif membaca buku dan menonton konten edukatif lintas disiplin ilmu. Ia menggemari tayangan edukasi dari tokoh-tokoh seperti Ustadz Nuruddin Al-Indunissy, Ferry Irwandi, Sabda PS, Cania Citta, dan konten kreator lainnya yang menghadirkan wawasan yang mendalam dan segar dari berbagai bidang.
Ardian adalah pribadi yang senang belajar namun tidak kehilangan sisi humanis dan seni. Ia hobi bermain gitar dan membaca buku, serta menyukai puisi. Perpaduan ini menciptakan karakter yang unik — intelektual yang tidak kaku, tetapi justru reflektif dan kreatif.
Hobi membaca baginya bukan semata pengisi waktu, tapi bentuk komitmen terhadap pertumbuhan diri. Ia membaca bukan untuk pamer intelektualitas, melainkan sebagai cara memahami dunia. Dari literatur akademik hingga sastra, dari filsafat hingga psikologi, semuanya ia cicipi sebagai bagian dari pengayaan jiwa dan pikiran.
Sementara musik dan puisi menjadi fase emosional bagi Ardian. Di tengah kerasnya rutinitas akademik dan kehidupan sosial, ia menemukan ketenangan dan ekspresi diri melalui senar gitar dan bait puisi yang menenangkan jiwa.
Bicara tentang Nuris, Ardian tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Meski tidak tercatat aktif dalam kegiatan organisasi selama di madrasah, ia tetap merasa bahwa Nuris adalah tempat di mana dirinya dibentuk, ditempa, dan ditumbuhkan.
“Sangat luar biasa sekali, karena di sana saya berkembang dan banyak belajar tentang segala hal. Pokoknya luar biasa sekali lah. Kata-kata pun tak akan mampu menjelaskan ke-luarbiasa-an Nuris,” ungkap Ardian penuh kesan.
Bagi Ardian, Nuris bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi juga tempat membangun karakter. Lingkungan pesantren yang religius, disiplin, dan penuh nilai kebersamaan telah menjadi bekal penting dalam perjalanannya di luar sana. Ia meyakini bahwa banyak hal yang ia capai hari ini adalah berkat tempaan kuat dari Nuris — meski mungkin tak semuanya bisa dilihat dalam bentuk prestasi di atas kertas.
Dalam data akademik, Ardian memang belum pernah meraih penghargaan resmi selama di Nuris. Namun, prestasi tidak selalu tentang sertifikat atau piala. Prestasi sejati adalah ketika seseorang tahu bagaimana membentuk dirinya sendiri menjadi pribadi yang berkualitas, bermanfaat, dan siap menghadapi tantangan hidup. Dan itulah yang sedang dilakukan Ardian.
Ia tidak malu untuk mengatakan bahwa ia tidak pernah ikut organisasi dan belum pernah menang lomba. Tapi, ia tetap bergerak. Ia tetap membaca, tetap belajar, tetap berdialog dengan banyak sumber ilmu. Dan itu jauh lebih penting dalam jangka panjang.
Ardian Maulana adalah pengingat bagi kita semua, bahwa kualitas diri tidak selalu harus dibuktikan dengan riuh tepuk tangan atau pengakuan publik. Terkadang, justru dalam kesunyian, seseorang menanam benih-benih pemikiran, kesadaran, dan kematangan diri yang luar biasa. Dan ketika saatnya tiba, ia akan tumbuh menjadi pohon yang rindang, yang buahnya bisa dinikmati banyak orang.
Nuris patut bangga memiliki alumni seperti Ardian. Sosok yang diam-diam mempersiapkan diri menjadi intelektual sejati. Sosok yang ingin menggabungkan ilmu dengan nilai, membaca dengan berpikir, dan tumbuh bukan untuk mengejar popularitas, tapi untuk memberi makna.
Teruslah tumbuh, Ardian. Jadilah profesor yang tidak hanya ahli, tetapi juga rendah hati. Jadilah pemikir yang bukan hanya kritis, tetapi juga bijak. Dan jadilah pribadi yang tidak hanya interdisipliner, tapi juga penuh integritas. [LA.Red]
Nama : Ardian Maulana
Alamat : Balung Lor, Kecamatan Balung, Jember
Hobi : Bermain gitar dan membaca buku
Cita2 : Menjadi profesor
Lembaga : MA Unggulan Nuris 2025
Kuliah : Agribisnis, Universitas Jember (UNEJ)