Gak Sesuai Ekspektasi, Tapi Akmal Jalan Terus!
Pesantren Nuris — Di balik setiap lulusan sekolah, selalu ada cerita unik yang tak hanya menarik untuk disimak, tetapi juga menggambarkan betapa beragamnya perjalanan hidup setelah menempuh pendidikan formal. Salah satu kisah tersebut datang dari Ahmad Akmal Arrisyady, akrab disapa Akmal, alumni MTs dan MA Unggulan Nuris yang lulus pada tahun 2025.
Lahir di Jember pada tahun 2006, Akmal tumbuh besar di sebuah dusun yang tenang dan asri, Dukuh Dempok, Wuluhan, Jember. Di sana, ia menghabiskan masa kecilnya dengan lingkungan sederhana yang kaya akan nilai-nilai sosial dan kebersamaan. Sejak kecil, Akmal dikenal sebagai pribadi yang kalem namun tangguh, penuh rasa ingin tahu, dan memiliki impian yang tinggi: menjadi seorang astronot.
Ya, di balik kesehariannya yang tampak biasa, ternyata Akmal menyimpan mimpi luar biasa besar—ingin menembus angkasa dan menjelajah semesta. Bagi sebagian orang, cita-cita itu terdengar mengawang, namun tidak bagi Akmal. Ia percaya bahwa mimpi adalah hal yang harus terus dihidupkan, meskipun jalan yang dilalui tidak selalu sesuai dengan harapan awal.
Akmal memulai jenjang pendidikan menengahnya di MTs Unggulan Nuris, sebuah lembaga pendidikan yang dikenal dengan perpaduan kurikulum agama dan umum yang seimbang. Di sanalah Akmal mulai belajar hidup mandiri, mengenal kedisiplinan, serta memperluas wawasan spiritual dan intelektual.
Setelah lulus dari MTs, ia melanjutkan ke MA Unggulan Nuris. Selama masa MA, Akmal dikenal sebagai siswa yang tekun, meski tidak terlalu aktif dalam organisasi. Ia lebih banyak menekuni hobi favoritnya yaitu bulu tangkis. Di waktu luang, ia kerap bermain dengan teman-teman sekamarnya atau rekan satu angkatan, baik sebagai ajang relaksasi maupun olahraga yang menyehatkan.
Tahun 2025 menjadi titik penting dalam hidupnya. Setelah menyelesaikan pendidikan di MA Unggulan Nuris, Akmal dinyatakan lulus seleksi masuk Politeknik Negeri Jember (Polije) dan diterima di jurusan Teknologi Pertanian. Ketika ditanya soal perasaannya saat diterima di perguruan tinggi negeri, ia menjawab jujur dan tanpa basa-basi, “Sebenarnya bukan kampus impian.”
(Baca juga : Belajar Manajemen di Universitas Negeri Malang, Alumni MA Unggulan Nuris Fokus Raih Impian)
Namun, ia tidak melihat hal itu sebagai kegagalan. Justru ia menjadikan keputusan itu sebagai bagian dari proses hidup yang harus dijalani dengan sepenuh hati. Apalagi, keputusan memilih jurusan tersebut juga didasari oleh dorongan dari orang tua yang berharap sang anak memiliki masa depan yang cerah dengan bekal keilmuan yang aplikatif dan relevan dengan dunia kerja.
Meskipun saat ini ia tidak mengambil jalur pendidikan yang berhubungan langsung dengan impiannya sebagai astronot, namun Akmal tidak merasa mimpinya sia-sia. Baginya, setiap ilmu yang dipelajari adalah bekal hidup yang berharga. Di kampus, Akmal kini fokus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, kurikulum baru, dan tantangan baru. Ia belum mengikuti kegiatan ekstra kampus, namun lebih memilih untuk beradaptasi secara perlahan, memastikan bahwa pondasi akademiknya kuat terlebih dahulu.
“Harapan saya ke depan, sukses dunia akhirat,” ujarnya singkat namun penuh makna. Kalimat sederhana itu menunjukkan bagaimana ia menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat, antara kerja keras dan spiritualitas, antara rencana manusia dan takdir Ilahi.
Meskipun kini telah menjadi mahasiswa Polije, MA Unggulan Nuris tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup Akmal. Ketika ditanya soal kesan dan pesannya terhadap almamaternya, ia menjawab dengan lugas dan khas: “Jos Jis Mantap.” Sebuah kalimat pendek yang mewakili rasa puas, bangga, dan penuh kesan terhadap tempat yang telah banyak membentuk jati dirinya.
Di MA Unggulan Nuris, Akmal menemukan lingkungan yang mendidik dengan pendekatan yang seimbang antara akademik, spiritual, dan karakter. Ia tak hanya dibekali ilmu, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang akan terus menuntunnya ke depan, di mana pun ia berada.
Akmal bukan tentang jalan lurus menuju mimpi, melainkan tentang bagaimana menerima kenyataan dan menjalaninya dengan ikhlas dan tekun. Ia tidak menjadi astronot—setidaknya belum—tetapi ia sedang menjalani satu bagian penting dari hidupnya: menuntut ilmu, membahagiakan orang tua, dan membangun masa depan lewat jalur yang ia tempuh saat ini. [LA.Red]
Nama : Ahmad Akmal Arrisyady
Alamat : Dukuh Dempok, Wuluhan, Jember
Hobi : Bulu Tangkis
Cita2 : Menjadi seorang astronot
Lembaga : MA Unggulan Nuris, 2025
Kuliah : Politeknik Negeri Jember (Polije), Teknologi Pertanian
