Nada Kholifah Utami Alumni Berprestasi MA Unggulan Nuris yang Siap Mengabdi Lewat Dunia Kesehatan

Menyemai Harapan, Merawat Kehidupan. Nada yang Menjadi Bidan untuk Umat

Pesantren Nuris — Di antara sekian banyak nama lulusan MA Unggulan Nuris tahun 2025, ada satu nama yang mencuri perhatian bukan hanya karena prestasinya, tetapi juga karena ketulusan dan ketekunan yang ia bawa dalam setiap langkah hidupnya. Ia adalah Nada Kholifah Utami, gadis kelahiran Jember tahun 2006 yang kini menapaki dunia pendidikan tinggi di Universitas dr. Soebandi Jember, mengambil program studi S1 Kebidanan, sejalan dengan cita-citanya sejak kecil: menjadi seorang bidan.

Dibesarkan di Kecamatan Patrang, Jember, Nada tumbuh dalam keluarga yang menanamkan nilai keimanan, kedisiplinan, dan pentingnya pendidikan. Tak heran, ketika akhirnya ia melanjutkan pendidikan ke MA Unggulan Nuris, lingkungan pesantren menjadi tempat yang tak hanya mendidiknya secara akademis, tetapi juga menajamkan karakter spiritual dan sosialnya.

“Selama mondok di pesantren ini, saya banyak mendapatkan ilmu, pengalaman, dan teman-teman yang sangat berharga. Suasana kekeluargaan, bimbingan para ustadz/ustadzah, bpk/ibu guru, serta kedisiplinan yang diterapkan membuat saya merasa tumbuh lebih baik,” ungkap Nada penuh haru mengenang masa-masa di Nuris.

(Baca juga : Membangun Masa Depan Anak Bangsa, Anisa Firyal Alumni MA Unggulan Nuris Pilih PG-PAUD sebagai Jalan Pengabdian)

Tak seperti sebagian besar remaja yang masih mencari-cari arah, Nada telah menetapkan tujuannya sejak awal: menjadi seorang bidan. Bagi Nada, profesi bidan bukan sekadar pekerjaan, melainkan ladang pengabdian, jalan untuk bermanfaat bagi sesama, dan sarana untuk mendekatkan diri pada Allah SWT melalui layanan kemanusiaan.

“Saya memilih jurusan kebidanan karena ini cita-cita saya sejak kecil. Selain itu, program studi ini juga sudah terakreditasi, fasilitas kampusnya memadai, dan tentu saja karena ridho dari orang tua saya,” ujarnya.

Kampus impiannya, Universitas dr. Soebandi Jember, adalah salah satu perguruan tinggi kesehatan ternama di wilayah tapal kuda Jawa Timur. Ketika dinyatakan diterima di prodi S1 Kebidanan, rasa syukur dan bahagia menyelimuti dirinya.

“Saya sangat senang bisa melanjutkan pendidikan di prodi dan kampus impian saya. Ini bukan hanya pencapaian akademik, tapi juga bentuk amanah yang harus saya jaga dengan baik,” tambahnya.

Nada bukanlah tipe santri yang pasif. Selama menempuh pendidikan di MA Unggulan Nuris, ia aktif mengikuti organisasi dan perlombaan, salah satunya menjadi bagian dari tim Paduan Suara dan Kerohanian Islam di kampus barunya, yang menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang seimbang antara nilai spiritual dan sosial.

Selain itu, Nada juga pernah mencetak prestasi akademik yang membanggakan, di antaranya Medali Perunggu dalam Olimpiade Bahasa Inggris dan Juara 1 (Tim) Olimpiade Bahasa Indonesia tingkat internal.

Prestasi ini menjadi bukti bahwa pendidikan pesantren tidak membatasi santri dalam berkompetisi secara akademik, bahkan mendorong mereka untuk terus unggul dan berkembang.

Satu hal yang menarik dari Nada adalah visinya yang sangat matang dalam menjalani hidup. Dalam usia muda, ia sudah memiliki harapan besar dan mendalam:

“Harapan saya ke depan adalah semoga bisa terus berkembang, menjadi pribadi yang lebih baik, selalu belajar dan memperbaiki kesalahan, serta tetap seimbang antara dunia dan akhirat. Saya juga ingin selalu sehat jasmani dan rohani agar bisa menjalani hidup dengan maksimal,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Nada menyadari bahwa ilmu saja tidak cukup. Dibutuhkan integritas, kesadaran diri, dan koneksi spiritual agar perjalanan hidup tidak hanya sekadar mengejar dunia, tetapi juga memberi makna untuk akhirat.

Menutup kisahnya, Nada menyampaikan kesan dan pesan yang sangat menyentuh untuk almamater tercintanya:

“Semoga Pondok Pesantren ini terus berkembang, melahirkan generasi yang berilmu, beramal, dan berakhlakul karimah. Semoga selalu diberi keberkahan, kelancaran, dan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.”

Nada adalah potret nyata dari buah manis pendidikan yang berbasis akidah dan karakter. MA Unggulan Nuris bukan hanya mencetak lulusan berprestasi, tapi juga membentuk pribadi seperti Nada—yang tidak hanya berilmu, tapi juga tahu ke mana arah hidupnya harus dibawa.

Perjalanan Nada Kholifah Utami adalah contoh nyata bahwa santri bisa berprestasi, punya visi besar, dan tetap menjunjung tinggi nilai agama dalam setiap aspek kehidupan. Ia telah membuktikan bahwa menjadi santri bukan berarti terbatas, tapi justru memiliki bekal yang lengkap untuk terjun ke masyarakat sebagai pribadi yang utuh.

Dari Nuris, Nada melangkah mantap ke dunia kesehatan. Dengan semangat, prestasi, dan restu orang tua, ia siap menjadi bidan yang tak hanya menolong secara medis, tapi juga memberi ketenangan spiritual bagi pasien-pasiennya kelak. [LA.Red]

 

Nama                  : Nada Kholifah Utami

Alamat                : Patrang, Jember

Hobi                    : Nyanyi, Eksperimen Memasak

Cita2                   : Bidan

Lembaga            : MA Unggulan Nuris, 2025

Kuliah                 : Universitas dr. Soebandi Jember, Program studi S1 Kebidanan

Related Post