Berawal dari Pesantren, Bertumbuh di Peradilan
Pesantren Nuris — Di balik senyumnya yang tenang dan pembawaannya yang sederhana, terdapat semangat besar dalam diri seorang perempuan muda bernama Alfiani Khumairoh, alumni MA Unggulan Nuris angkatan 2021. Sosoknya mencerminkan perpaduan antara keteguhan hati seorang santri, visi besar seorang pemimpi, dan semangat praktis dari calon wirausaha masa depan. Dari Kalisat, Jember, Alfiani memulai perjalanannya—dan kini, langkahnya semakin dekat menuju gelar sarjana hukum di salah satu kampus kebanggaan umat Islam, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Dilahirkan di Jember, tahun 2002, Alfiani menghabiskan masa remajanya sebagai santri di MTs Unggulan Nuris, lalu melanjutkan ke MA Unggulan Nuris, tempat ia mengasah intelektualitas, spiritualitas, serta keterampilan sosial. Enam tahun menjadi bagian dari lingkungan pesantren, membuat Alfiani tumbuh dalam budaya yang menghargai nilai keilmuan, kedisiplinan, dan akhlak.
Selepas lulus dari MA pada tahun 2021, Alfiani melangkah ke dunia pendidikan tinggi dengan mantap. Ia diterima sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS Jember), jurusan Hukum—jurusan yang sejak lama sudah ada dalam daftar impiannya sejak duduk di bangku MA.
“Saya memang dari dulu ingin masuk jurusan Hukum. Saya percaya, lulusan hukum punya banyak peluang kerja, nggak cuma di pengadilan saja. Banyak jalan dan bidang yang bisa dijelajahi oleh sarjana hukum,” ujar Alfiani penuh keyakinan.
(Baca juga : Ngopi, Diskusi, Kuliah, Kerja: Albert Kholysabana Versi Produktif Sejak Lulus dari MA Unggulan Nuris!)
Selama menjalani masa kuliah, Alfiani dikenal sebagai pribadi yang tekun. Ia tidak aktif dalam organisasi mahasiswa, bukan karena kurang minat, tapi karena memilih fokus untuk menyelesaikan studi secara maksimal. Baginya, keberhasilan bukan diukur dari seberapa banyak kegiatan yang diikuti, tapi dari komitmen menyelesaikan apa yang telah dimulai.
“Alhamdulillah, semua mata kuliah bisa saya tempuh dengan baik. Saya senang karena bisa memahami materi hukum yang ternyata menarik dan relevan banget dengan kehidupan sehari-hari,” katanya.
Meskipun kesehariannya dipenuhi dengan jadwal kuliah, Alfiani tetap menyempatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukainya. Dua hobinya—shopping dan ngopi—adalah caranya mengapresiasi diri setelah melewati hari-hari yang padat.
“Ngopi itu momen healing. Kadang bisa jadi waktu refleksi juga. Sambil ngopi, saya suka mikir-mikir tentang rencana ke depan, terutama soal bisnis yang ingin saya rintis,” ungkapnya sambil tersenyum.
Tidak semua orang berani punya dua cita-cita sekaligus, apalagi dalam bidang yang terlihat bertolak belakang: dunia hukum dan dunia bisnis. Tapi bagi Alfiani, keduanya bisa saling menguatkan. Ia ingin menjadi sarjana hukum yang amanah, tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk merintis bisnis sendiri di masa depan.
“Saya ingin punya bisnis sendiri, suatu saat nanti. Tapi saat ini prioritas saya adalah menyelesaikan kuliah, lulus jadi sarjana hukum, dan memperluas pengetahuan di bidang hukum serta peluang kerja yang ada,” ujarnya mantap.
Berbicara tentang Nuris, mata Alfiani berbinar. Baginya, Nuris bukan hanya tempat belajar, tetapi rumah kedua yang telah membentuk siapa dirinya hari ini. Ia menyebut masa-masa di Nuris sebagai fase paling berkesan dalam hidupnya.
“Bangga banget jadi alumni Nuris. Bisa jadi bagian dari para santri Kiai, rasanya luar biasa. Apalagi sekarang saya jadi bagian dari jejeran alumni yang insyaAllah amanah. Itu kebanggaan tersendiri,” tutur Alfiani penuh rasa syukur.
Selama di Nuris, Alfiani sempat aktif di OSIM MA Unggulan Nuris, sebuah pengalaman organisasi yang mengajarkannya arti tanggung jawab, kerja tim, dan manajemen waktu. Meski prestasinya di luar akademik mungkin tidak terlalu menonjol, ia pernah meraih penghargaan sebagai juara baca puisi tingkat kelas, yang tetap menjadi kenangan lucu sekaligus manis baginya.
“Hehe, waktu itu lomba puisi kelas. Meskipun kecil, tapi seru banget. Jadi pengalaman tampil di depan teman-teman,” kenangnya sambil tertawa kecil.
Tak lupa, Alfiani menyampaikan pesan dan doa tulus untuk pesantren tercintanya:
“Semoga Nuris semakin berkembang, tambah luas pondoknya, dan semoga semua keinginan baik para pengasuh dan civitas Nuris dimudahkan oleh Allah. Aamiin. Harapannya juga semoga terus melahirkan alumni-alumni yang amanah, seperti yang selalu ditekankan selama kami nyantri dulu.”
Perjalanan Alfiani Khumairoh mungkin tidak banyak sorotan, tapi ia adalah contoh nyata bahwa kesuksesan tidak selalu harus bising. Ia membuktikan bahwa dengan tekad, fokus, dan semangat yang konsisten, setiap santri bisa meniti jalan menuju masa depan yang ia impikan. Langkah Alfiani adalah representasi dari ribuan alumni Nuris yang terus melangkah dalam diam, berkarya dalam senyap, namun meninggalkan jejak yang penuh arti. [LA.Red]
Nama : Alfiani Khumairoh
Alamat : Kalisat, Jember
Hobi : Shopping dan Ngopi
Cita2 : Punya Bisnis
Lembaga : MA Unggulan Nuris, 2021
Kuliah : Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS Jember), jurusan Hukum
