Supervisi Fun Learning Bahasa Indonesia Bahas Struktur Kebahasaan Teks Rekon
Pesantren Nuris – Pada Sabtu, 1 November 2025, MTs Unggulan Nuris Jember melaksanakan kegiatan supervisi fun learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dipandu oleh Bu Wahyutinni Ekowati, S.Pd. Pembelajaran kali ini berfokus pada struktur kebahasaan teks rekon, yaitu teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa secara kronologis. Guru menerapkan strategi Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media puzzle teks rekon untuk membuat pembelajaran lebih hidup dan menantang.
Pada awal kegiatan, Bu Wahyutinni memberikan pengantar mengenai ciri, fungsi, dan struktur kebahasaan yang terdapat dalam teks rekon. Penjelasan diberikan secara ringkas agar siswa memiliki gambaran sebelum mereka terjun langsung ke aktivitas inti. Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk memulai penyelesaian masalah melalui potongan-potongan puzzle yang telah disiapkan.
Setiap kelompok mendapatkan puzzle berisi penggalan paragraf dan unsur kebahasaan teks rekon yang harus mereka susun ulang menjadi sebuah teks utuh. Proses ini menuntut siswa berpikir kritis, memahami alur cerita, mengenali ciri bahasa, serta menempatkan bagian teks secara tepat. Suasana kelas tampak sangat aktif ketika siswa berdiskusi menentukan posisi paragraf dan mengidentifikasi unsur kebahasaan seperti konjungsi, kata kerja aksi, dan urutan waktu.
Pengawas supervisi mencatat bahwa penggunaan puzzle teks rekon dalam model PBL berjalan efektif dan meningkatkan keterlibatan siswa. Proses belajar menjadi lebih menyenangkan karena mereka tidak hanya membaca, tetapi juga menyusun dan mengolah kembali informasi. Metode ini membantu siswa memahami konsep struktur kebahasaan secara lebih mendalam melalui pengalaman langsung.
Menutup kegiatan, Bu Wahyutinni memberikan umpan balik terhadap hasil susunan teks tiap kelompok serta refleksi pembelajaran yang dilakukan siswa. Ia berharap model pembelajaran berbasis masalah dan permainan edukatif seperti puzzle dapat terus diterapkan, karena terbukti mampu memperkuat pemahaman, meningkatkan kerja sama kelompok, dan membuat pembelajaran bahasa menjadi lebih menarik.[SM.Red]
