Membaca, Berpikir, dan Menyuarakan Keadilan: Semangat Nabil Adimasqi Alumni MA Unggulan Nuris untuk Negeri

Langkah Baru Muhamad Nabil Adimasqi dari MA Unggulan Nuris ke UIN KHAS Jember

Pesantren Nuris — Muhamad Nabil Adimasqi M, alumni MA Unggulan Nuris Jember angkatan 2025, kini tengah menapaki babak baru dalam perjalanan pendidikannya. Remaja kelahiran Jember tahun 2006 itu baru saja resmi menjadi mahasiswa di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, jurusan Hukum Tata Negara. Bagi sebagian orang, diterima di perguruan tinggi negeri merupakan momen yang luar biasa membanggakan. Namun, bagi Nabil, perasaannya justru “biasa saja.” Bukan karena tak menghargai capaian tersebut, melainkan karena ia memandang keberhasilan bukan akhir, melainkan awal dari perjuangan yang lebih panjang.

“Biasa saja, karena saya sadar perjalanan saya belum selesai. Justru ini adalah awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Nabil dengan tenang, menunjukkan kedewasaan berpikir yang ia kembangkan selama menempuh pendidikan di Nuris.

Sejak di bangku MTs hingga MA Unggulan Nuris, Nabil dikenal sebagai sosok yang tenang, tekun, dan gemar membaca buku. Hobinya itu bukan sekadar mengisi waktu luang, melainkan menjadi bekal utama dalam membentuk cara berpikirnya yang analitis dan kritis. Tak heran jika kemudian ia jatuh cinta pada bidang Hukum Tata Negara, sebuah disiplin ilmu yang menuntut ketelitian, kemampuan berpikir rasional, serta kecintaan pada keadilan dan struktur hukum.

“Saya memilih Hukum Tata Negara karena saya ingin menjadi seseorang yang memahami dan memegang kuasa hukum. Hukum adalah fondasi negara, dan saya ingin menjadi bagian dari mereka yang menjaga tatanan itu,” jelas Nabil saat diwawancarai.

(Baca juga : Belajar Manajemen di Universitas Negeri Malang, Alumni MA Unggulan Nuris Fokus Raih Impian)

Kini, di sela-sela kesibukannya menempuh kuliah di kampus Islam ternama di Jember itu, Nabil juga aktif dalam kajian hukum, sebuah kegiatan intelektual yang memperdalam pemahamannya tentang peraturan dan sistem ketatanegaraan. Ia percaya, teori tanpa pemahaman praktis tidak akan membuahkan manfaat yang berarti.

Selain kegiatan akademik, Nabil juga tak melupakan pengalaman berorganisasi yang ia dapat semasa menjadi santri di MA Unggulan Nuris. Ia pernah aktif di M-Research dan M-Language, dua organisasi yang berfokus pada pengembangan riset dan kemampuan bahasa. Melalui wadah inilah Nabil belajar bagaimana menyusun argumen, melakukan analisis, dan menyampaikan gagasan dengan runtut — bekal penting yang kini sangat membantunya di dunia perkuliahan hukum.

Tak hanya aktif berorganisasi, Nabil juga pernah menorehkan prestasi membanggakan sebagai Juara 3 Olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nuris. Prestasi itu menjadi bukti nyata dari ketekunannya dalam mengasah kemampuan berbahasa dan berpikir logis. “Bahasa adalah kekuatan utama bagi seorang storyteller, dan bagi saya, setiap kata punya makna yang bisa menggerakkan orang,” ungkapnya.

Mendengar cita-citanya, sebagian orang mungkin akan terkejut. Nabil, mahasiswa hukum, ternyata bercita-cita menjadi seorang storyteller. Namun, jika dicermati lebih dalam, pilihan itu justru memperlihatkan pandangan hidupnya yang unik: baginya, hukum dan cerita sama-sama bicara tentang manusia dan keadilan.

“Menjadi storyteller bukan hanya soal bercerita. Itu tentang bagaimana menyampaikan pesan, menggerakkan hati, dan menanamkan nilai. Hukum juga begitu — ia bercerita tentang keadilan, perjuangan, dan keberpihakan kepada kebenaran,” ujarnya penuh filosofi.

Nabil tak lupa menuturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Nuris, tempat ia tumbuh dan dibentuk. Ia mengakui bahwa selama di pesantren tersebut, ia mendapatkan ilmu dan pengalaman hidup yang sangat berharga.

“Saya berterima kasih kepada pihak-pihak Nuris yang selama ini mengajarkan ilmu-ilmunya kepada saya, sehingga saya mencapai pencapaian yang sangat tinggi,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.

Ia berharap ke depannya dapat terus berkembang menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. “Saya ingin menjadi lebih baik, terus belajar, dan semoga bisa memberikan sesuatu untuk masyarakat melalui bidang yang saya tekuni,” tambahnya.

Dengan semangat yang sederhana namun kuat, Muhamad Nabil Adimasqi membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu diiringi sorotan atau euforia besar. Kadang, kesuksesan justru tumbuh diam-diam — di balik ketenangan seorang pembaca buku, di hati seorang storyteller yang memilih jalur hukum, dan di langkah seorang alumni pesantren yang ingin menjaga tatanan keadilan negeri. [LA.Red]

 

Nama                          : Muhamad Nabil Adimasqi M

Alamat                       : Jember

Hobi                            : Membaca Buku

Cita2                           : Storyteller

Lembaga                    : MA Unggulan Nuris, 2025

Kuliah                        : Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, jurusan Hukum Tata Negara

Related Post