Santri Nuris Asal Situbondo Ini Jalani Hidup dengan Tenang tapi Penuh Arti
Pesantren Nuris — Dalam riuh rendah dunia pendidikan yang semakin kompetitif, ada sosok yang melangkah dengan tenang namun pasti Rafika Balqis Subhannada, alumni MTs dan MA Unggulan Nuris 2025, yang kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Nurul Jadid, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Gadis kelahiran Situbondo tahun 2007 ini tumbuh dalam lingkungan yang sederhana namun sarat dengan nilai-nilai keikhlasan dan kedisiplinan yang kuat, hasil dari gemblengan kehidupan santri di Pondok Pesantren Nuris Jember.
Rafika dikenal sebagai pribadi yang kalem dan tidak banyak bicara, namun punya tekad kuat dalam menjalani setiap fase hidupnya. Saat ditanya bagaimana perasaannya ketika diterima di universitas pilihannya, ia hanya menjawab singkat, “biasa saja.” Jawaban yang sederhana, namun di baliknya tersimpan keteguhan hati untuk melangkah tanpa banyak euforia, sebab baginya setiap tahap kehidupan adalah proses yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Menariknya, pilihan Rafika untuk melanjutkan studi di Universitas Nurul Jadid bukan murni keputusannya sendiri. Ia dengan jujur mengungkapkan bahwa keputusan itu datang atas dorongan orang tua. “Saya memilih kampus dan jurusan ini karena disuruh orang tua,” ujarnya polos. Namun, di balik alasan yang terkesan sederhana itu, ada nilai penting yang mencerminkan ketaatan seorang anak kepada kedua orang tuanya sesuatu yang memang menjadi ciri khas dan kebanggaan santri Nuris.
(Baca juga : Talenta Bombastis Santri Jenius MA Unggulan Nuris, Sukses Juara 2 Final Story Telling Cambridge 2025 Nasional)
Kini, di kampus barunya, Rafika tengah belajar banyak hal tentang dunia pendidikan dasar dan bagaimana menjadi guru yang berjiwa Islami. Meski belum terlibat dalam banyak kegiatan di luar kuliah, ia tetap berusaha menjaga semangat dan konsistensi belajar. Sikap tanggung jawab yang ditanamkan selama mondok di Nuris menjadi bekal berharga baginya dalam menjalani kehidupan perkuliahan yang lebih mandiri.
Ketika mengenang masa-masa di MA Unggulan Nuris, Rafika tersenyum kecil. Banyak kenangan yang melekat, mulai dari rutinitas padat di asrama, kebersamaan dengan teman-teman seangkatan, hingga kegiatan organisasi yang membentuk karakter. Ia pernah aktif di organisasi Pramuka, sebuah wadah yang melatihnya untuk lebih disiplin, tangguh, dan bertanggung jawab. “Pramuka membuat saya belajar arti kebersamaan dan keteguhan,” katanya lirih namun penuh makna.
Meski tidak banyak bicara tentang prestasi, Rafika tetap menunjukkan sisi kesungguhan dalam setiap aktivitas yang dijalani. Bagi dirinya, keberhasilan bukan hanya soal penghargaan atau piala, melainkan tentang bagaimana ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Itulah sebabnya ketika ditanya tentang harapan ke depan, jawabannya begitu sederhana namun sarat makna: “ingin menjadi lebih baik.”
Tak lupa, Rafika menyampaikan kesan dan pesan untuk almamater tercintanya, Nuris. “Semoga Nuris ke depannya lebih baik lagi,” ucapnya tulus. Harapan itu menjadi cerminan rasa terima kasih dan cinta seorang alumni kepada lembaga yang telah membentuk karakter dan nilai-nilai kehidupannya.
Kini, Rafika melangkah pelan namun pasti. Ia mungkin bukan sosok yang banyak disorot, namun ketenangannya justru menyimpan kekuatan besar. Dalam diamnya, ada tekad untuk menjadi “orang sukses”, sesuai cita-citanya sejak kecil. Tidak dengan banyak kata, tetapi dengan kerja keras, doa, dan keikhlasan warisan luhur yang selalu ditanamkan oleh para guru di Nuris.
Dari asrama sederhana di Jember hingga ruang kuliah di Paiton, perjalanan Rafika Balqis Subhannada adalah kisah tentang kesederhanaan, ketaatan, dan ketulusan. Ia adalah contoh nyata bahwa tidak semua kesuksesan dimulai dengan sorotan gemerlap sebagian dimulai dari langkah kecil yang dijalani dengan hati yang besar. [LA.Red]
Nama : Rafika Balqis Subhannada
Alamat : Situbondo
Cita2 : Menjadi Orang Sukses
Lembaga : MA Unggulan Nuris, 2025
Kuliah : Universitas Nurul Jadid, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)