Suka Eksplor Realita dalam Sajak, lalu Mencipta Karya, hingga Sukses Menang Lomba Baca Puisi Nasional
Pesantren Nuris – Prestasi yang diraih oleh dua santri di Persantren Nuris Jember ini sangat mengagumkan. Apalagi mereka memborong piala kategori cipta-baca puisi tingkat nasional ajang MPI Fest 2021 yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta pada hari Rabu, 01 September 2021.
Mereka adalah Anastasya Salma Al Ghaida, siswa kelas XI IPA 2 SMA Nuris Jember, sebagai peraih juara 1, dan M. Najib Ihsan, siswa kelas XI TKRO SMK Nuris Jember, sebagai peraih juara 2. Lomba kategori cipta dan baca puisi ini dilaksanakan secara daring dan panitia memutuskan hanya diambil dua juara utama yang didapatkan oleh santri Pesantren Nuris Jember semua.
Sebelum kedua siswa tersebut membuat video pembacaan puisi, mereka harus membuat naskah puisi terlebih dahulu sesuai tema yang ditetapkan panitia penyelenggara. Tema ajang MPI Fest 2021 tersebut yakni, “Menggapai Mimpi, Mengukir Prestasi, Meriahkan Kemerdekaan di Tengah Pandemi”.
(baca juga: Juara 3 Baca Puisi Bertema Bung Karno, Siswa SMA Nuris Jember ini Bertalenta Luar Biasa)
“Sebenarnya kami ini kan anggota ekskul seni pertunjukkan yang fokus pada penampilan baca puisi, monolog, dan teater. Kalau kepenulisan sastra itu kan ada ekskulnya sendiri sesuai bidang bakat minatnya. Tetapi karena lomba ini dua hal sekaligus, mau tak mau yang kami paksan harus menulis dengan waktu yang kami punya.” Tutur Najib, siswa asal Banyuwangi tersebut.
“Awalnya kesulitan bagaimana kami mengeksplor realita kemudian mengonversinya menjadi sebuah sajak. Tentu semua itu berdasarkan pengalaman pribadi biar lebih mudah menuangkan ide-ide kami dalam sajak sesuai dengan tema dari panitia. Alhamdulillah berkat pendampingan guru kami sehingga sajak yang kami buat tuntas.” Imbuhnya.
Dengan mantap, Anastasya mengarang puisi berjudul “Kabar Tangis dari Negeriku”; sementara Najib mengarang puisi berjudul “Sajak Kutu Medeka”. Puisi-puisi tersebut mereka bacakan dengan penuh penghayatan dan menyentuh sehingga mampu memukau panitia hingga didapuk sebagai juara nasional.
Apalagi muatan amanat dalam dua puisi tersebut juga terdapat pandangan kritis santri terhadap penanggulangan pandemi serta kenyataan yang menyertainya. Bagi kedua santri tersebut, puisi sebagai wadah aktual dalam menyampaikan gagasan secara intelektual.[AF.Red]