Rukun-Rukun Bertobat
فَتُبْ أَخِىْ مِــنَ الذُّنُوْبِ نَادِمًـــا عَلَى الذُّنُوْبِ مُقْلِعًــا وَعَازِمًــــا
Segeralah bertobat karena dosa
berhenti
dan menyesali dosa-dosa
تَرْكَ الذُّنُوْبِ زَمَنًــــــا مُسْتَقْبَلاً بَرَآءَةً عَنْ حَقِّ نَــــاسٍ فَافْعَلاَ
Perbuatan dosa harus ditinggalkan
dan hak orang lain engkau kembalikan
لِهٰذِهِ اْلأَرْكَانِ قِــــــهْ مُكَمِّلَــهْ فَإِنَّ مَنْ تَابَ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَـهْ
Empat rukun tobat itu kau pahami
karena yang bertobat akan diampuni
Syarah:
Jangan meremehkan dosa. Sekecil apapun dosa yang dilakukan kalau terus dilakukan akan jadi besar juga akhirnya. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Maka segera mungkin kita bertobat dengan nashuha yakni taubat yang sejati. Karena hanya tobat nashuha yang diterima oleh Allah Swt. Firman Allah Swt.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ (سورة التحريم: 8)
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (QS. Al Tahrim, 8)
(baca juga: Menyelenggarakan Tahlilan, Saalahkah?)
Rukun-rukun tobat nashuha itu, ada empat, sebagaimana disebutkan oleh al-Ghazâlîy berikut:
وَأَمَّا أَرْكَانُهَا [اَيْ التَّوْبَة] فَأَرْبَعَةٌ: عِلْمٌ، وَنَدَمٌ، وَعَزْمٌ، وَتَرْكٌ. وَالْقَدْرُ الْوَاجِبُ مِنَ النَّدَمِ مَا يَحُثُّ عَلَى التَّرْكِ (أبو حامد الغزالى، روضة الطالبين…، ص. 151)
Rukun-rukun tobat ada empat: 1) mengetahui (kadar dosa yang dilakukan); 2) menyesali (dosa yang telah dilakukan); 3) bertekad (tidak melakukan lagi di masa mendatang); dan 4) meninggalkan (dosa tersebut). Kadar penyesalan yang harus ada ialah semangat yang mendorongnya untuk meninggalkan (dosa tersebut) (Abû Hâmid al-Ghazâlîy, Raudlat ath-Thâlibîn…, h. 151)
Bertobat adalah satu-satunya cara untuk menghapus dosa. Allah Swt dan rasul-Nya memberi petunjuk kepada umat manusia agar segera menyadari saat ia tergelincir melakukan dosa diiringi dengan niat jera dan tidak akan mengulangi lagi dosa yang telah diperbuatnya. Tentang keutamaan bertobat Sabda Nabi Muhammad Saw berikut:
التَّآئِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ…_رواه البيهقى
Orang yang bertobat dari suatu dosa bagai orang yang tak punya dosa…_HR. al-Baihaqîy
Hadis ini kabar gembira bagi pendosa. Tapi tidak boleh ia memanfaatkannya, dengan tetap melakukan dosa, dengan alasan “sekali tobat, semua sudah dianggap selesai!” Itu sebabnya, Nabi Muhammad Saw menggunakan kata ‘seperti orang yang tak punya dosa.’ Hanya seperti, bukan yang sebenarnya. Untuk itu, beliau melanjutkan sabdanya:
…وَالْمُسْتَغْفِرُ لِلذَّنْبِ وَهُوَ مُقِيْمٌ عَلَيْهِ كَالْمُسْتَهْزِئِ بِرَبِّهِ_رواه البيهقى
… (Sebaliknya), orang yang minta ampunan atas dosa sambil tetap melakukannya sama saja dengan mengejek Tuhannya._ HR. al-Baihaqiîy
Ingat, Allah Swt Mengetahui segala maksud hati kita, termasuk kesungguhan kita dalam bertobat kepadaNya! Jangan lihat seberapa kecil maksiat itu, tapi lihatlah siapa yang engkau maksiati! Jangan permainkan ke-Maha-Pengampunan-Nya! Bisa jadi, nanti kita kena murkaNya.[AF.Editor]
*Terjemahan Kitab Tarbiyatus Shibyan oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad