Anggun di Panggung Wisuda, Siswa SMP Nuris Tuntaskan 5 Kitab Kuning

Kitab Kailani, Tantangan yang Ditaklukkan Dwi Yuliatiningsih

Pesantren Nuris — SMP Nuris Jember kembali menorehkan kisah inspiratif dari salah satu santri terbaiknya. Dialah Dwi Yuliatiningsih, siswi kelas IX D yang berhasil mencuri perhatian dalam prosesi wisuda khatam kitab kuning tahun ini. Dengan penuh percaya diri dan wajah berseri. Dwi melangkah anggun mengenakan toga hitam berbalut kerudung almamater sekolah yang memancarkan aura kebanggaan dan syukur. Langkahnya perlahan mengikuti barisan kirab menuju panggung kehormatan, diiringi senyum yang tak henti terpancar dari wajahnya.

Tak sedikit yang dibuat haru oleh pencapaian Dwi. Di usia yang masih belia, ia telah berhasil mengkhatamkan lima kitab kuning yang menjadi pondasi utama dalam keilmuan Islam. Kitab-kitab tersebut adalah Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar, dan Kailani. Sebuah prestasi luar biasa yang menjadi bukti nyata kerja keras dan ketekunannya dalam menimba ilmu, baik di bangku sekolah maupun di lingkungan pondok pesantren.

Kebahagiaan pun tak ia nikmati sendiri. Di hari yang istimewa itu, Dwi merayakan kelulusan kitab kuning bersama teman-teman seangkatannya dengan tawa lepas penuh suka cita. Pelukan hangat dari orang tua dan dukungan dari para guru seakan melengkapi momen kemenangan yang selama ini ia perjuangkan dalam diam.

(Baca juga : Siswi SMP Nuris Asal Banyuwangi ini Berhasil Khatamkan 5 Kitab Kuning dan Raih Juara Matematika)

“Prestasi ini aku persembahkan untuk orang tuaku tercinta,” ucap Dwi sambil menahan haru. “Merekalah yang selalu mendidik dan merawatku dengan penuh kasih sayang, bahkan saat aku mulai lelah dan hampir menyerah.”

Namun di balik keberhasilannya, perjalanan Dwi tidaklah mudah. Ia mengakui bahwa dari kelima kitab yang ia hafalkan, Kailani menjadi tantangan terbesar. Kitab ini terkenal dengan tingkat kesulitannya dalam memahami struktur tata bahasa Arab yang lebih kompleks. “Kailani itu betul-betul membuatku harus berpikir keras,” tuturnya jujur. “Tapi karena aku suka membaca, aku coba terus pahami pelan-pelan sampai akhirnya bisa juga.”

Hobi membaca ternyata menjadi senjata rahasia Dwi dalam menghadapi rintangan. Ia memanfaatkan waktu luang di sela-sela padatnya kegiatan sekolah dan pondok untuk membuka lembar demi lembar kitab. Bagi Dwi, setiap halaman yang ia pelajari adalah langkah kecil menuju impiannya menjadi pribadi yang alim dan bermanfaat. Kedisiplinan dan manajemen waktu yang baik telah membantunya menjaga keseimbangan antara akademik umum dan pendidikan diniyah.

Kisah Dwi Yuliatiningsih bukan hanya sekadar cerita tentang menghafal kitab kuning. Ia adalah cerminan dari tekad, cinta terhadap ilmu, dan bakti pada orang tua. Di tengah era digital yang serba cepat, Dwi memilih jalan sunyi namun penuh cahaya seolah menyelami lautan ilmu para ulama salaf demi meneguhkan nilai-nilai Islam dalam dirinya.

SMP Nuris Jember patut berbangga memiliki santri seperti Dwi. Semoga pencapaian ini menjadi pijakan awal untuk perjalanan panjang Dwi dalam menuntut ilmu dan menginspirasi generasi muda lainnya agar terus mencintai kitab-kitab klasik yang sarat hikmah dan nilai-nilai luhur. [PUO.Red]

Nama                   : Dwi Yuliatiningsih

Cita-cita               : Guru

Kelas/ Lembaga : IX D/ SMP Nuris Jember 

Prestasi                : Khatam 5 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar dan Kailani)

Related Post