Daffa, Sang Penikmat Hafalan Kitab: Dari Seru Jadi Berkah
Pesantren Nuris — Sorotan bangga tertuju kepada Mochammad Ali Daffa Wicaksana, santri kelas IX B SMP Nuris Jember, dengan gemilang berhasil mengkhatamkan tiga kitab kuning di usianya yang masih belia. Dikenal dengan sapaan akrab “Daffa”, ia menjadi salah satu peserta wisuda kitab kuning yang berlangsung khidmat di GOR Nuris. Dengan mengenakan toga kebanggaan berwarna biru tua, Daffa tampak mantap melangkah dalam prosesi kirab wisuda, membawa semangat dan prestasi luar biasa yang ia raih menjelang kelulusannya dari kelas IX.
Kitab-kitab yang telah dituntaskan oleh Daffa bukanlah kitab sembarangan. Ketiganya merupakan karya ulama klasik yang selama ini menjadi pijakan dasar dalam pendidikan pesantren. Tarbiyatus Shibyan, sebuah kitab yang berisi tuntunan dasar akhlak dan adab bagi anak-anak, mengajarkan nilai-nilai moral yang membentuk karakter santri sejak usia dini. Kemudian Aqidatul Awam, sebuah kitab ringkas namun padat yang menjelaskan pokok-pokok keimanan menurut aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Terakhir, Nafinatun Najah yang membahas fiqih dasar sehari-hari, seperti tata cara wudhu, shalat, hingga hukum-hukum penting dalam kehidupan umat Islam. Ketiga kitab ini menjadi pondasi keilmuan penting bagi santri pemula sebelum melangkah ke jenjang pengajian yang lebih kompleks.
Selama menempuh pendidikan kurang lebih tiga tahun di pondok pesantren SMP Nuris, Daffa mengaku tidak pernah merasa mengalami kesulitan yang menadalam selama proses menghafal kitab. Justru sebaliknya, ia menemukan keseruan dan tantangan yang menyenangkan dalam setiap bait hafalan. “Menghafal kitab itu bukan hal yang berat kalau kita niat. Saya malah merasa seru karena bisa memahami isi kitab sedikit demi sedikit, dan itu memberi kepuasan tersendiri,” ungkap Daffa dengan senyum bangga.
Saat ditemui setelah prosesi wisuda, Daffa dengan rendah hati mengungkapkan motivasi utamanya dalam menghafal dan menuntaskan kitab-kitab tersebut. “Saya ingin mendapatkan barokah dari ilmu yang saya pelajari, dan semoga bisa bermanfaat kelak dalam kehidupan saya,” ujarnya. Ia juga memberikan pesan khusus untuk adik-adik tingkatnya di SMP Nuris Jember agar tidak menyia-nyiakan kesempatan emas selama menjadi santri. “Kalau bisa, jangan hanya khatam tiga kitab seperti saya. Usahakan lebih banyak. Manfaatnya akan kalian rasakan nanti,” pesan Daffa dengan semangat membara.
Kebahagiaan tak hanya dirasakan oleh Daffa sendiri, tetapi juga oleh keluarganya yang hadir langsung menyaksikan prosesi wisuda kitab. Sang ibunda tak kuasa menahan haru saat melihat putranya melangkah gagah dengan toga di atas pundak dan kitab-kitab yang telah ia khatamkan menjadi bagian dari sejarah hidupnya. “Alhamdulillah ya Allah, terima kasih telah memberikan amanah anak yang kuat, sabar, dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Semoga kelak ilmunya membawa manfaat bagi dirinya, keluarga, dan umat.”
Kisah Daffa menjadi inspirasi baru bagi para santri muda lainnya. Di tengah era digital yang penuh distraksi, ia mampu membuktikan bahwa fokus dalam menuntut ilmu agama tetap bisa dilakukan dengan semangat, konsistensi, dan niat yang benar. Prestasi yang ia ukir hari ini tak hanya membanggakan dirinya dan keluarganya, namun juga menjadi catatan gemilang dalam perjalanan pendidikan di SMP Nuris Jember.
Wisuda kitab kuning bukan sekadar seremoni akhir perjalan hidup para santri. Ini adalah simbol keberhasilan mereka dalam menapaki jejak para ulama. Dan Daffa, dengan keteguhan hatinya, telah menjadi salah satu bintang di langit prestasi itu.[PUO.Red]
Nama : Mochammad Ali Daffa Wicaksana
Kelas : IX B
Cita-cita : Pengusaha
Kelas/ Lembaga : IX B/ SMP Nuris Jember
Prestasi : Khatam 3 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Safinatun Najah)