Tiga Kitab Takluk, Santri SMP Nuris Jember Pamit dengan Toga Hitam

Tiga Kitab Beres, Febrian Siap Jadi ‘Santri Level Max’ 

Pesantren Nuris — GOR SMP Nuris Jember tampak semarak sekaligus khidmat. Ratusan santri mengenakan toga hitam berbaris rapi, siap mengikuti prosesi sakral wisuda kitab kuning. Di antara deretan toga itu, Febrian Maulidi, siswa kelas IX C, melangkah mantap menuju panggung. Toga hitam yang membalut tubuhnya seolah menjadi saksi bisu perjalanan panjang yang ia lalui adalah bukti perjalanan penuh suka dan duka saat menghafalkan tiga kitab kuning hingga tuntas di penghujung masa sekolahnya.

Tiga kitab itu bukan sekadar bacaan biasa, melainkan warisan ilmu yang harus dikuasai dengan kesungguhan. Kitab yang dihafalkannya antara lain Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah. Berawal dari hobinya mengaji kitab, Febrian menapaki jalan ini dengan hati yang ikhlas. Setiap lembar yang ia baca, setiap baris yang ia hafalkan, membawa dirinya selangkah lebih dekat ke mimpi besar.

“Awalnya saya cuma suka mengaji kitab, tapi lama-lama muncul tekad untuk bisa khatam,” kenangnya sambil tersenyum.

(Baca juga : Bahasa Inggris Lancar, Prestasinya Mengguncang SMP Nuris! Kaka Raih Perak Nasional)

Perjalanan itu tentu tidak selalu mulus. Ada saja halangan kecil yang menghampiri. Entah rasa lelah, tugas sekolah yang menumpuk, atau kegiatan pondok yang padat. Namun, berkat tekad dan manajemen waktu yang baik, setiap rintangan itu bisa ia tuntaskan seketika. Bagi Febrian, setiap kesulitan hanyalah ujian kecil yang akan hilang jika dijalani dengan sabar.

Momen paling berkesan datang ketika prosesi wisuda selesai. Di tengah riuh tepuk tangan, ibunya memeluknya erat. Pelukan itu hangat, penuh rasa syukur dan bangga. Tak lama kemudian, sang ayah menghampiri, menepuk bahu putranya sambil berkata,

“Ayah bangga sekali. Kamu sudah membuktikan bahwa kamu bisa jadi santri yang membanggakan keluarga.”

Kata-kata itu menjadi hadiah berharga yang tak akan dilupakan Febrian sepanjang hidupnya. Kini, Febrian merasa satu langkah mimpinya telah terwujud. Ia berhasil membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa ia mampu menjadi anak dan santri yang layak dibanggakan. Namun, ia tahu perjalanan menuntut ilmu tidak berhenti sampai di sini.

“Saya masih ingin memperdalam agama serta menambah hafalan kitab kuning, karena ke depannya saya ingin menjadi ustad di Nuris, hehehe… bantu aminkan ya teman-teman,” ujarnya dengan semangat.

Wisuda kitab bukanlah garis akhir bagi Febrian Maulidi, melainkan pintu awal menuju perjuangan yang lebih besar. Dengan toga hitamnya, ia tak hanya merayakan keberhasilan masa lalu, tetapi juga menyongsong masa depan dengan tekad yang kian membara. [PUO.Red]

Nama                   : Febrian Maulidi 

Kelas/ Lembaga : IX C/ SMP Nuris Jember

Cita-cita               : Bos Muda

Prestasi                : Khatam 3 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah

Related Post