Santri Nuris Turun ke Alun-Alun! Jember Memutih di Peringatan Hari Santri Nasional 2025

Ribuan Santri Rayakan Hari Santri Nasional dengan Semangat Persatuan

Pesantren Nuris Suasana Alun-Alun Jember pada Rabu pagi tampak berbeda dari hari-hari biasanya. Sejak pukul 06.00 WIB, ribuan santri dari berbagai pesantren di seluruh penjuru Kabupaten Jember mulai memadati area lapangan. Mereka datang dengan penuh semangat, mengenakan pakaian seragam putih dan peci hitam khas santri, membawa bendera kecil bertuliskan “Hari Santri Nasional ke-10 — Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.” Semangat kebersamaan dan nasionalisme terasa kuat di udara, seakan mengingatkan kembali pada semangat para ulama dan santri yang dahulu berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Upacara peringatan Hari Santri Nasional ke-10 tahun ini dipimpin langsung oleh Bupati Jember, KH. Muhammad Fawait, S.E., M.M., yang akrab disapa Gus Fawaid. Acara megah tersebut mengusung tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, yang mencerminkan tekad kuat santri masa kini untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa di tengah tantangan global.

Tepat pukul 08.51 WIB, kegiatan dimulai dengan pengarahan dan perapian barisan oleh panitia pelaksana. Barisan santri dari berbagai pesantren diatur rapi membentuk formasi sempurna di tengah lapangan. Para petugas apel tampak sigap mengatur posisi masing-masing peserta agar upacara berjalan tertib dan penuh kekhidmatan.

(Baca juga : Hari Santri yang Amazing, Ashabul Muhyi Kembali Berprestasi di Ajang Festival Hadrah Al Habsyi Umum 2025)

Setelah barisan dinyatakan siap, panitia memberikan sambutan pembuka sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi seluruh peserta yang telah hadir dengan antusias. Sorak semangat sesekali terdengar dari para santri yang membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan cinta tanah air dan kebanggaan menjadi bagian dari barisan santri Indonesia.

Kemeriahan semakin terasa ketika Paduan Suara Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember tampil dengan mengenakan seragam merah yang serasi. Dengan penuh penghayatan, mereka menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan shalawat yang menggema di seluruh penjuru Alun-Alun. Penampilan mereka berhasil memukau hadirin dan menghadirkan suasana haru serta kebanggaan di hati setiap peserta yang hadir.

Beberapa saat kemudian, Gus Fawaid selaku pembina upacara memasuki lapangan dengan langkah tegap. Seluruh peserta apel berdiri memberi penghormatan. Dalam amanatnya, Bupati Jember itu menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya peran santri dalam menjaga keutuhan bangsa dan melanjutkan estafet perjuangan para ulama terdahulu.

“Santri adalah penjaga moral bangsa, penerus semangat juang para kiai dan ulama yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan Indonesia. Di tangan para santri masa depan bangsa ini dititipkan,” ujar Gus Fawaid dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.

Beliau juga menegaskan bahwa semangat santri bukan hanya tentang menuntut ilmu agama, tetapi juga tentang berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Santri masa kini, lanjutnya, harus mampu menjadi pelopor perubahan dengan menebarkan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kemajuan di tengah masyarakat.

Sekitar pukul 09.16 WIB, lagu Indonesia Raya berkumandang dengan penuh khidmat. Seluruh peserta upacara berdiri tegak, menyanyikan lagu kebangsaan dengan semangat dan rasa hormat yang tinggi. Setelah itu, penghormatan diberikan kepada pembina upacara, diikuti dengan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan, ulama, dan santri yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Suasana haru terasa menyelimuti seluruh lapangan ketika lagu “Syubbanul Wathan” dinyanyikan bersama-sama. Lagu perjuangan yang diciptakan KH. Wahab Hasbullah itu seolah menjadi simbol persatuan santri di seluruh Nusantara.

Selanjutnya, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Pancasila yang dipimpin langsung oleh Bupati Jember, disusul dengan pembacaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia serta Ikrar Santri yang menggema penuh semangat.

Pada kesempatan yang sama, Gus Fawaid juga menyerahkan kadrah dan piagam penghargaan kepada beberapa sekolah dan pondok pesantren yang telah berpartisipasi aktif dalam berbagai lomba memperingati Hari Santri Nasional, termasuk Lomba MTQ XXXI 2025, lomba pidato, dan lomba keagamaan lainnya.

Menjelang akhir acara, barisan peserta apel diistirahatkan sejenak. Dalam kesempatan tersebut, Gus Fawaid kembali memberikan pesan penutup yang menggugah semangat seluruh hadirin.

“Saya ingin menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh santri di Kabupaten Jember. Kalian adalah kebanggaan bangsa. Jadilah santri yang tidak hanya pandai dalam ilmu agama, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan zaman. Jaga akhlak, jaga persatuan, dan terus berkontribusi bagi kemajuan negeri ini,” ujarnya dengan penuh haru.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, pesantren, dan masyarakat dalam membangun Jember sebagai kabupaten yang religius, berbudaya, dan berdaya saing tinggi. “Pesantren dan santri memiliki peran strategis dalam mencetak generasi yang berintegritas. Mari kita lanjutkan perjuangan para ulama dengan cara kita masing-masing di era modern ini,” tambahnya.

Upacara Hari Santri Nasional ke-10 di Kabupaten Jember resmi ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu ulama kharismatik Jember. Doa dipanjatkan agar para santri senantiasa diberi kekuatan, kesehatan, dan keberkahan dalam mengabdikan diri kepada agama, bangsa, dan negara.

Setelah upacara berakhir, ribuan santri tampak saling bersalaman dan berfoto bersama. Banyak di antara mereka yang membawa bendera kecil bertuliskan “Santri Hebat, Indonesia Kuat”, sebagai bentuk rasa syukur dan kebanggaan menjadi bagian dari sejarah bangsa.

Alun-Alun Jember yang sejak pagi dipadati ribuan orang itu perlahan mulai lengang menjelang siang. Namun, semangat yang ditinggalkan dari upacara tersebut terasa membekas dalam sanubari setiap peserta.

Hari Santri Nasional 2025 di Jember bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebuah momentum refleksi bagi seluruh santri dan masyarakat untuk kembali meneladani nilai-nilai perjuangan, keikhlasan, dan pengabdian. Di bawah kepemimpinan Bupati Gus Fawaid, peringatan kali ini menjadi simbol bahwa santri Jember akan terus berdiri di garis depan dalam menjaga keutuhan bangsa dan memajukan peradaban dunia. [FYYZ/A/FNF.Red]

Related Post