Ayyub Buktiin Kalau Belajar Itu Nggak Harus Hebat, Asal Niat
Pesantren Nuris — Di balik ketenangan Pesantren Nurul Islam Jember, tersimpan cerita seorang pelajar dan juga santri yang membuktikan bahwa semangat belajar tidak mengenal batas waktu, tempat, maupun kesulitan. Dialah Najmuddin Ayyub, atau akrab disapa Ayyub, siswa kelas XB MA Unggulan Nuris Jember yang sukses meraih peringkat 3 MA Unggulan Nuris Jember Semester Genap Tahun Pelajaran 2024/2025.
Prestasi itu bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan hasil dari ketulusan, perjuangan, dan keikhlasan seorang anak muda yang menjadikan belajar sebagai ibadah dan jalan menuju masa depan yang bermanfaat bagi banyak orang.
Ayyub lahir dan tumbuh di lingkungan sederhana di Sukorejo, Bangsalsari, Jember. Meski berasal dari desa kecil, ia memiliki impian besar yang sangat mulia: menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Cita-cita itu tidak muncul begitu saja, melainkan tumbuh dari keyakinan bahwa hidup baru berarti ketika bisa memberi manfaat bagi orang lain. Ayyub percaya bahwa ilmu bukan untuk disombongkan, tetapi untuk diamalkan.
“Saya ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa,” ungkapnya dengan nada mantap penuh tekad.
Ucapan itu menjadi cermin karakter seorang pelajar yang bukan hanya berorientasi pada nilai dan prestasi, tapi juga pada makna dari proses belajar itu sendiri.
Perjalanan Ayyub menuju prestasi tentu tidak mudah. Di balik senyum dan pencapaiannya, tersimpan perjuangan panjang menghadapi berbagai kendala. Ia mengakui bahwa kurangnya waktu belajar dan lingkungan belajar yang kurang kondusif sering kali menjadi tantangan besar dalam prosesnya.
Selain itu, Ayyub juga menghadapi dilema unik di kalangan siswa: teman-temannya sering bergantung pada jawabannya saat belajar atau ujian. Hal ini membuatnya belajar tentang arti tanggung jawab dan batasan antara membantu dan dimanfaatkan.
“Kadang susah fokus karena teman-teman terlalu tergantung pada jawaban saya. Tapi saya tetap berusaha belajar sebaik mungkin walau waktunya terbatas,” ujarnya jujur.
(Baca juga : Belajar Manajemen di Universitas Negeri Malang, Alumni MA Unggulan Nuris Fokus Raih Impian)
Keterbatasan itu tidak membuatnya menyerah. Justru dari situ Ayyub belajar bahwa belajar bukan tentang kesempurnaan, melainkan tentang konsistensi dan kemauan untuk terus mencoba.
Hasil tidak pernah mengkhianati proses. Meskipun banyak rintangan, Ayyub berhasil membuktikan bahwa kerja keras selalu berbuah manis. Ketika pengumuman hasil belajar semester genap tiba, namanya disebut sebagai peringkat 3 MA Unggulan Nuris Jember.
Ia sendiri tak menyangka bisa sampai di posisi itu.
“nggak nyangka bisa dapat ranking,”
katanya dengan tawa kecil, namun jelas terlihat kebahagiaan di matanya.
Rasa senang dan kaget itu menyelimuti dirinya. Bukan karena ia merasa paling hebat, melainkan karena ia sadar: usaha yang dijalani dengan niat baik pasti membawa hasil, meski datangnya tidak selalu cepat.
Ada satu kalimat sederhana yang menjadi pegangan hidup Ayyub, yaitu:
“Wujud tidak terwujud, tetaplah bersujud.”
Kalimat itu bukan sekadar kata mutiara, tapi prinsip hidup yang ia pegang teguh. Dalam perjuangan meraih prestasi, ia meyakini bahwa hasil bukan tujuan akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju ridha Allah.
Menurutnya, tidak semua hal yang diusahakan akan langsung berhasil. Namun selama manusia tetap bersyukur dan bersujud, maka kegagalan pun akan berubah menjadi pelajaran berharga.
Prinsip inilah yang membuat Ayyub selalu rendah hati dan tidak mudah putus asa, sekalipun jalan yang ia lalui terasa berat.
Di tengah kesibukannya belajar, Ayyub juga dikenal memiliki dua hobi yang menarik: berenang dan menulis puisi.
Dari berenang, ia belajar tentang keseimbangan antara tenaga dan ketenangan. Air mengajarkannya untuk tetap tenang di tengah arus kehidupan.
Sedangkan menulis puisi menjadi wadah ekspresinya dalam menuangkan perasaan dan refleksi diri. Melalui puisi, Ayyub belajar merangkai kata dan makna — sesuatu yang menunjukkan kedalaman pikirannya sebagai pelajar.
“Kalau lagi jenuh, saya biasanya nulis puisi atau berenang. Dua hal itu bikin pikiran lebih segar,” tuturnya.
Hobi-hobi itu menjadi bukti bahwa berprestasi tidak harus kaku. Ayyub menunjukkan bahwa belajar dan bersenang-senang bisa berjalan beriringan bila dilakukan dengan keseimbangan dan niat yang baik.
Dalam setiap momen penting, termasuk saat menghadapi ujian atau lomba, Ayyub selalu memiliki strategi sederhana namun efektif. Ia menyimak kisi-kisi dengan teliti dan mempelajarinya secara mendalam.
Bagi Ayyub, memahami arah materi jauh lebih penting daripada menghafal tanpa makna. Dengan cara itu, ia bisa belajar secara lebih fokus, efisien, dan terarah.
Metode ini terbukti efektif. Meski waktu belajarnya terbatas, ia mampu memaksimalkan setiap detik yang ia miliki dengan persiapan matang dan manajemen waktu yang baik.
Selain berprestasi di bidang akademik, Ayyub juga aktif di kegiatan ekstrakurikuler Paskibra. Dari sana, ia belajar arti disiplin, tanggung jawab, dan kepemimpinan.
Paskibra membentuknya menjadi pribadi yang teguh, menghargai waktu, dan mampu bekerja sama dalam tim. Nilai-nilai itulah yang kemudian terbawa ke dalam kesehariannya di sekolah, terutama dalam hal manajemen belajar.
“Paskibra ngajarin saya buat nggak mudah nyerah. Semua hal harus dijalani dengan disiplin,” katanya.
Ketika ditanya apa pesan untuk teman-teman seangkatannya, Ayyub memberikan kalimat yang sangat sederhana namun penuh makna.
“Teruslah belajar dengan giat, karena yang wajib bagi kita itu bukan jadi pintar, tapi belajarnya,” ujarnya bijak.
Ia juga menambahkan bahwa prestasi bukan segalanya, tetapi usaha dan niat tulus dalam proses belajar itulah yang paling penting.
Baginya, menjadi siswa berprestasi bukan berarti harus sempurna, tetapi berani memperbaiki diri sedikit demi sedikit setiap hari.
Meski sudah mencatat prestasi yang membanggakan, Ayyub tidak ingin berhenti di sini. Ia memiliki tekad kuat untuk terus berkembang dan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
“Saya ingin lebih baik lagi dan lebih meningkatkan lagi dari sekarang,” katanya dengan senyum penuh semangat.
Bagi Ayyub, setiap prestasi hanyalah batu loncatan menuju pencapaian yang lebih besar. Ia percaya bahwa kesuksesan sejati bukan hanya diukur dari nilai, tetapi dari manfaat yang bisa diberikan kepada orang lain.
Dengan prinsip hidupnya — “Wujud tidak terwujud, tetaplah bersujud” — Ayyub mengajarkan kepada kita semua bahwa selama manusia bersyukur dan terus berusaha, maka setiap langkah kecilnya adalah ibadah yang akan berbuah keberkahan. [LA.Red]
Nama : Najmuddin Ayyub
Alamat : Sukorjo, Bangsalsari, Jember
Hobi : Berenang dan Menulis Puisi
Cita2 : Menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa
Lembaga : MA Unggulan Nuris Jember (XB)
Prestasi : Peringkat 3 MA Unggulan Nuris Jember Semester Genap Tahun Pelajaran 2024/2025
