Menghapus Kebodohan dengan Ilmu: Perjalanan Astiana Leli Agustina
Pesantren Nuris — Dari sebuah desa kecil bernama Sukorejo, Bangsalsari, Jember, lahirlah seorang gadis dengan mimpi besar yang tak pernah padam: Astiana Leli Agustina. Lahir di Banyuwangi pada tahun 2006, Astiana tumbuh menjadi pribadi yang sederhana, penuh semangat, dan selalu bersyukur dalam setiap perjalanan hidupnya.
Meski berasal dari lingkungan yang jauh dari hiruk pikuk kota besar, Astiana percaya bahwa pendidikan adalah jembatan emas menuju perubahan. Sejak dini ia dikenal sebagai pribadi yang suka mengekspresikan diri melalui musik karena hobinya adalah menyanyi. Dengan suara yang merdu, ia kerap menghibur teman-temannya dan menjadi sumber energi positif di sekelilingnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di MA Unggulan Nuris, sebuah lembaga pendidikan yang disiplin serta berkomitmen pada pembentukan karakter islami, Astiana berhasil mengukir langkah baru: diterima di kampus impian, yakni Universitas Islam Negeri K.H. Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember, pada Program Studi Psikologi Islam.
Momen pengumuman kelulusan menjadi mahasiswa PTN begitu membekas di hatinya. Ia bercerita dengan mata berbinar, bahwa ia sangat bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan. Tidak semua orang memiliki jalan yang mudah dalam menapaki dunia pendidikan, dan baginya diterima di UIN KHAS bukan hanya sebuah pencapaian, tetapi amanah besar yang harus ia jaga.
Ketika ditanya mengapa memilih prodi Psikologi Islam, Astiana menjawab dengan mantap:
“Karena saya ingin menghilangkan kebodohan. Saya ingin menjadi bagian dari perubahan, terutama dalam membantu banyak orang memahami dirinya dan kembali pada nilai-nilai kebaikan.”
(Baca juga : Jangan Remehkan Pramuka Santri, MA Unggulan Nuris Boyong 4 Piala Nalasud 2025 Tingkat Provinsi)
Jawaban itu mencerminkan kedalaman hati dan keteguhan tekadnya: memanfaatkan ilmu yang kelak ia peroleh untuk menebar manfaat.
Meski kini sibuk beradaptasi dengan dunia perkuliahan, Astiana tetap ingin menemukan ruang berkembang selain belajar di kelas. Ia berharap dapat bergabung dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang mendukung bakat dan minatnya, terutama dalam hal pengembangan karakter serta kemampuan komunikasi.
“Harapan saya ke depan adalah memanfaatkan ilmu yang saya dapat sebaik mungkin,” ujarnya penuh keyakinan.
Saat mengenang masa sekolah di MA Unggulan Nuris, ia tidak dapat memungkiri bahwa sekolah ini memiliki peran penting dalam membangun fondasi hidupnya.
Nuris bukan hanya tempat belajar mata pelajaran formal semata, melainkan juga tempat ia ditempa dalam kedisiplinan dan organisasi. Bahkan selama bersekolah, ia tergabung dalam organisasi yang membanggakan: Paskibra. Sebuah wadah yang melatih mental, ketegasan, kerjasama, dan rasa tanggung jawab.
Meski ia mengaku belum pernah meraih prestasi yang besar selama di sekolah, ia tetap bangga dengan proses yang telah dilaluinya. Karena baginya, setiap perjuangan adalah prestasi, selama ia tidak menyerah.
Astiana pun menitipkan pesan untuk almamater tercinta:
“Semoga Nuris semakin baik lagi, semakin banyak mencetak generasi yang berakhlak mulia dan siap bersaing dalam dunia modern.”
Langkah Astiana baru saja dimulai. Dari gadis pemalu yang suka bernyanyi, ia kini bertransformasi menjadi sosok yang siap menantang dunia. Dengan bekal ilmu dari Psikologi Islam, ia ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi banyak orang, memberikan pencerahan, dan membuka jalan bagi mereka yang masih terjebak dalam ketidaktahuan.
Dari MA Unggulan Nuris Jember, ia ingin membuktikan kepada dunia bahwa asal bukanlah batasan. Mimpi-mimpi besar tetap bisa terbang tinggi selama ada doa, usaha, dan keyakinan yang teguh. [LA.Red]
Nama : Astiana Leli Agustina
Alamat : Sukorejo, Bangsalsari, Jember
Hobi : Menyanyi
Lembaga : MA Unggulan Nuris, 2025
Kuliah : Universitas Islam Negeri K.H. Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember, Program Studi Psikologi Islam
