MQK Warrior Cahya Alumni MA Unggulan Nuris Punya Ilmu dan Attitude Juara

Anti Drama Full Ikhtiar Cahya Goal in Mimpi Besar

Pesantren Nuris — Kias Cahya Aisyah Ummul Muslimah, atau akrab disapa Cahya. Lahir di Jember pada tahun 2007, Cahya tumbuh menjadi sosok yang penuh tekad dan bercita-cita tinggi. Cahya berasal dari Jember, tepatnya di Tamansari, Gondosari, Wuluhan, kini tengah menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda. Sejak menempuh pendidikan di MTs Unggulan Nuris hingga lulus dari MA Unggulan Nuris tahun 2025, ia telah menunjukkan arah perjalanan hidup yang jelas: menjadi seorang dosen Bahasa Arab yang berperan dalam menyebarkan ilmu dan membangun peradaban melalui bahasa.

Hobi Cahya mungkin terlihat sederhana namun memiliki makna mendalam. Ia gemar melakukan hiking, kegiatan yang mengajarkannya banyak hal: mendaki dengan semangat, menatap jauh ke depan, dan percaya bahwa setiap langkah kecil akan membawanya menuju puncak impian. Kegemarannya menapaki alam seakan menjadi simbol dari perjalanan hidup yang juga harus ia daki dengan kesabaran, keteguhan, dan doa yang tak pernah putus.

Saat ini Cahya tengah melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Negeri Malang, jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Baginya, diterima di UM bukan hanya sebuah kebahagiaan, namun kemenangan dari perjuangan panjang. Ia mengungkapkan bahwa prosesnya tidak semudah yang dibayangkan orang. Selain harus berjuang belajar demi meraih kelulusan, ia juga harus meyakinkan orang tua yang awalnya belum merestui dirinya kuliah di luar kota. Larangan tersebut tentu bukan tanpa alasan, orang tua hanya ingin yang terbaik dan menginginkan Cahya tetap berada dalam pengawasan keluarga. Namun dengan hasil belajar yang selalu meningkat setiap semester serta bukti bahwa ia dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri, akhirnya restu itu diberikan. Dan restu orang tua adalah kekuatan terbesar yang mendukungnya hingga menembus kampus pendidikan terbaik di Jawa Timur tersebut.

Cahya memiliki alasan kuat memilih Pendidikan Bahasa Arab dan juga memilih UM sebagai tempat melanjutkan pendidikannya. Sejak di bangku MA Unggulan Nuris, ia telah memantapkan hati untuk menjadi seorang dosen Bahasa Arab. Lalu mengapa UM? Karena universitas tersebut memiliki kualitas pendidikan yang sangat baik, fasilitas yang memadai, dan lingkungan akademik yang mendukung. Cahya juga memiliki rencana masa depan yang matang. Ia ingin melanjutkan hingga pendidikan S2 di kampus yang sama. Menurutnya, UIN di Jember belum menyediakan Pendidikan Bahasa Arab jenjang S2, sehingga UM menjadi pilihan yang tepat untuk perjalanan panjangnya dalam dunia akademik.

(Baca juga : Jangan Remehkan Pramuka Santri, MA Unggulan Nuris Boyong 4 Piala Nalasud 2025 Tingkat Provinsi)

Selain kuliah, Cahya juga aktif dalam kegiatan yang memperkuat perannya dalam dunia pendidikan agama. Ia menjadi mentor sebaya BBQ dan bina ibadah, dimana ia diberi tanggung jawab mengajar sepuluh anak yang masih kurang lancar membaca Al-Qur’an serta memberikan pemahaman keislaman lebih mendalam. Ia juga mengikuti kegiatan manabir di bidang MQK, yang semakin mematangkan kemampuan membaca dan memahami kitab kuning. Semua kegiatan ini tidak hanya mempertajam ilmunya, namun juga mengasah kepedulian dan rasa pengabdiannya kepada masyarakat sekitar.

Meski tidak banyak menonjolkan prestasi pribadi, Cahya pernah meraih juara harapan 1 dalam lomba MQK Safinatunnajah tingkat Kabupaten Jember serta beberapa prestasi dalam kompetisi internal di bidang yang sama. Baginya, bukan jumlah piagam yang penting, melainkan proses belajar dan kebermanfaatan ilmu yang ia sebar kepada orang lain.

Cahya menyimpan kenangan manis dan rasa syukur yang dalam kepada MA Unggulan Nuris. Ia menyampaikan betapa besar jasa seluruh guru, pembimbing, dan tenaga pendidik di sekolah tersebut. Program bimbingan LBB khusus UTBK yang diberikan kepada siswa kelas 3 sangat membantunya meraih kampus impian. Ia berterima kasih kepada para guru yang tidak pernah lelah mendampingi proses belajar, serta kepada guru BK yang terus membimbing dan memberikan arahan hingga akhirnya setiap siswa mendapatkan jalannya masing-masing menuju perguruan tinggi yang diinginkan. Harapan Cahya untuk almamater sangat indah, yaitu agar ke depannya semakin banyak alumni Nuris yang diterima di perguruan tinggi negeri dan berbagai universitas ternama lainnya, serta semoga Nuris selalu menjadi sekolah unggulan yang menjadi sorotan positif masyarakat.

Selama bersekolah di Nuris, Cahya memang tidak aktif dalam banyak organisasi karena ia memilih untuk fokus pada belajar. Ia mengakui bahwa dirinya masih dalam proses belajar mengatur waktu dengan baik, sehingga ia harus berkomitmen pada satu pilihan: mengejar pendidikan dan persiapan masa depan sebaik mungkin. Pilihan itu kini terbukti membawa hasil yang luar biasa.

Cahya memiliki harapan besar terhadap masa depan. Ia ingin ilmu yang dipelajarinya kelak bermanfaat bagi banyak orang, membantu lebih banyak anak-anak memahami agama melalui Bahasa Arab, dan tentu saja membanggakan kedua orang tuanya yang telah mendukungnya dengan penuh cinta dan kepercayaan. Cahya yakin dengan ikhtiar, doa, dan kerja keras yang selama ini ia lakukan, suatu hari ia akan berhasil mencapai cita-cita sebagai seorang dosen Bahasa Arab yang berpengaruh dan membawa cahaya kebaikan bagi masyarakat.

Perjalanan Cahya masih sangat panjang, namun langkah awalnya sudah menunjukkan bahwa ia bukan sekadar bermimpi. Ia mewujudkan mimpinya dengan kesungguhan. Cahya adalah bukti bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi bagi mereka yang berani berusaha dan tidak ada batas bagi mereka yang berani melangkah. Dari MA Unggulan Nuris menuju Malang, Cahya membawa harapan yang ia nyalakan sendiri. Ia adalah cahaya itu — cahaya yang akan terus bersinar dan menerangi jalan masa depan. [LA.Red]

 

Nama      : Kias Cahya Aisyah Ummul Muslimah

Alamat    : Tamansari, Gondosari, Wuluhan, Jember

Hobi         : Hiking

Cita2        : Dosen Bahasa Arab

Lembaga : MA Unggulan Nuris, 2025

Kuliah       : Universitas Negeri Malang, jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Related Post