Jember – Nuris Jember kedatangan tamu dari beberapa negara asing pada hari Senin (9/11). Mereka datang sebagai bentuk kunjungan pertukaran pelajar yang difasilitasi oleh International Office Jember University. Kunjungan bertajuk International Culture Camp 2015 tersebut dihadiri oleh beberapa negara yakni, Jerman, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Seluruh siswa di SMA, SMK, dan MA Unggulan Nuris Jember sangat antusias menyambut kedatangan para pelajar internasional tersebut. Serangkaian kegiatan yang diagendakan mulai dari mengikuti upacara bendera, dialoque and share kebudayaan, observasi laboratorium, hingga kegiatan belajar mengajar, terlaksana dengan khidmat dan meriah.
Salah satu pelajar dari Malaysia, Naufal, menyatakan sangat terkesan dengan kondisi pembelajaran dan fasilitas yang ada di Nuris. “Meski sekolah-sekolah formal di Nuris berlatar boarding school atau dikenal sebagai pesantren, tidak kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya. Di sini dikelola secara modern sesuai dengan kebutuhan global, buktinya terdapat ekstrakurikuler robotika dan telah menjuarai tingkat provinsi.” Tambahnya.
“Siswa-siswa di Nuris memiliki beberapa kelebihan yakni, sangat atraktif dalam berdialog bahasa Inggris. Mereka juga memiliki tatakrama yang santun sehingga kami merasa sangat dihargai di sini,” kata Issabell, pelajar berambut pirang asal Jerman, di sela kegiatan dialoque and share kebudayaan di Aula Nuris.
“Saya merasa terkesan dan bangga mendapat kesempatan berdialog dengan pelajar internasional ini. Banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan. Nuris telah memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan belajar bahasa Inggris secara aplikatif dan intensif.” Ungkap Rizkiyatul, siswi kelas XI IPS 1 SMA Nuris tersebut.
Gus Robith, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nuris Jember sekaligus kepala sekolah SMA Nuris berkomentar, “Kami selalu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di seluruh lembaga di Nuris. Kegiatan ini salah satunya. Selain itu, kami juga ingin menunjukkan kepada pelajar internasional tersebut bahwa pesantren yang notabene-nya sekolah islam, bukanlah tempat yang mengajarakan kekerasan seperti islam radikal. Justru di sini lebih mengutamakan akhlakul karimah dan kasih sayang.”(A.Faisal/Anisa)