PP. Nurul Islam menerima kunjungan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Muhammad Nasir M.Si. Ph.D. Beliau adalah salah satu Menteri yang berlatar belakang Nahdliyin. Pada kesempatan kunjungan kerja tersebut, menristekdikti di depan seluruh santri PP. Nurul Islam Jember berkesempatan memotivasi santri PP. Nuris Jember. Berikut petikan hasil liputan reporter MN Abdullah Al Afif:
Alhamdulillahi robbil ‘alamin al-shalatu wa al-salamu ‘ala asyrofil mursalin sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Al-Mukarramin para alim ulama, wa bil khusus KH. Muhyiddin Abdusshomad yang saya hormati, Anggota DPR RI, Bapak Saiful Bahri, Rektor Unej, Bapak Mohammad Hasan, Direktur Poltek Jember, Bapak Nanang dan semua santriwan-santriwati yang saya banggakan.
Saya hanya berharap di antara kalian santriwan dan santriwati ke depan menjadi calon pemimpin bangsa. Ini mengingatkan masa lalu saya, 40 tahun lalu yang mungkin kira-kira sama dengan masa bapak-ibu kalian semua. Selama menjadi santri saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang menteri. Rasanya tidak pernah saya bermimpi menjadi seorang Profesor, tapi apa yang terjadi semuanya adalah kehendak Allah swt, sehingga pada saat saya nyantri di tahun 74 itu mungkin diajarkan seperti kalian, yaitu pelajaran Nahwu (Imrithi & Alfiyah) dan Sharaf, Fiqihnya mulai dari Fathul Qarib, Fathul Mu’in, sampai Fathul Wahhab, dan sebagainya.
Yang penting adalah bagaimana kita bisa menjadi orang penting, sehingga pada saat ini saya memimpin di Kementrian Tekhnologi dan Pendidikan, menggabungkan antara Pendidikan Tinggi dengan Riset dan Tekhnologi yang saat ini sedang berkembang.
Kelak kalian harus menjadi orang yang bisa memimpin bangsa ini dan bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa .Maka dari itu hal-hal yang perlu dilakukan oleh kalian, yang pertama adalah harus rajin, disiplin, jujur, jangan sampai menjadi siswa yang menyontek karena haram hukumnya dan perbuatan ini harus dihindari. Yang ke dua adalah bangun malam untuk shalat tahajjud. Ketika menjadi santri atau pelajar, istirahat maximum 4 jam itu sudah cukup.
Sebentar lagi, adik-adik sekalian, kelas XII setingkat SLTA akan menghadapi Ujian Nasional, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ujian Nasional ini sudah tidak wajib sebagai penutupan tapi sebatas pemetaan. Maka apabila kalian ingin masuk Perguruan Tinggi itu ada 3 jalur: pertama, SNMPTN yang kurikulumnya mengikuti siswa yang lulus akademik, yaitu SMA, MA, SMK. Tapi Ujian Nasional bukan sebagai penentu kelulusan tapi sebagai bahan pertimbangan. Mungkin dari kalian ada yang keluarganya termasuk keluarga yang kurang mampu bisa mendaftar di jalur ini karena segala biaya baik SPP dan lainnya itu di tanggung oleh Negara. Kedua, SBMPTN yang melalui ujian tulis yang dilakukan bersama mulai Aceh sampai Papua. Ketiga, UJIAN MANDIRI yang dilakukan pada masing-masing Perguruan Tinggi Negeri. Jadi kesempatan terbuka lebar bagi kalian semua dan semoga kalian bisa diterima di salah satu jalur tersebut. Apabila kalian adalah alumni Ponpes kemudian ingin melanjutkan S 2 di luar Negeri dan diterima maka akan dibiayai oleh Negara.
Mulai tahun ini, saya rencanakan tidak ada biaya bagi Sekolah Negeri dan Swasta semuanya sama-sama anak bangsa. Orang yang sukses bukan dilihat dari Perguruan Tingginya tapi dilihat dari masing-masing individu. Ada pepatah mengatakan, “Ada kemauan pasti ada jalan”, ini menjadi motivasi bagi anda sekalian untuk menjadi orang sukses di Negeri ini. Tidak ada artinya orang yang pintar kemudian tidak mengerti dan makin kurang ajar kepada gurunya, maka dari itu carilah ilmu yang barakah. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.* (MN)