Oleh: Ina Ningsih*
Pagi hari yang cerah, sinar matahari menyinari sekolah SMA ar-Rohman yang tempatnya berada di kota Bandung. Di sana terdapat banyak santri yang menuntut ilmu. Dengan wajah yang ceria, dari ratusan santri ada salah satu santri bernama Ach. Raihan Al-Revi, nama panggilannya Revi. Dia santri yang rajin, pintar dan sholeh bahkan dia di pondok terkenal dengan santri yang baik dan dipercaya oleh kiainya.
(Baca juga: Antri Melamar)
Saat jarum jam menunjukkan pukul 06.30 Revi dan sahabatnya yang bernama Aldi, mereka berdua langsung berangkat ke sekolah Ar-Rohman. Di tengah perjalanan menuju ke sekolah, Revi berbicara dengan Aldi.
“Al, gimana nih, dua bulan lagi kita akan menghadapi UN,” kata Revi. Aldi pun membalas pembicaraan Revi.
“Ia Rev aku mikir juga nih, tapi kita jangan putus asa, kita harus berusaha dan berdoa kepada Allah”.Revi pun mengajak Aldi. “Ayo dah Rev kita cepetan ntar kita telat”.
Tanpa ada satu katapun yang keluar dari mulut Aldi, mereka berlari menuju sekolah. Sampai di sekolah mereka langsung menuju ke kelas masing-masing Revi masuk kelas XII IPA dan Aldi masuk ke kelas XII IPS. Saat Revi sampai di tempat duduk bel pun berbunyi “Teeet ,…….” Revi langsung mengelus dadanya sambil bersyukur “Alhamdulillah aku dah sampai di kelas”, kata Revi.
Tak lama kemudian wali kelas Revi datang dan ibu wali kelas menyuruh murid-muridnya membaca surat Yasin. “Ayo anak-anak Surat Yasinnya dibaca”. “Oh iya, hampir ibu lupa, sekarang kan hari rabu jadi yang mimpin baca surah yasin Revi”. Kata ibu wali kelas, Revi pun membalas perintah ibu wali kelasnya. “iya bu, terima kasih udah mengingatkan saya”.
Setelah selesai membaca surah yasin dan do’a sebelum belajar, pelajaran Bhs Indonesia dimulai. Sesosok guru yang gagah dan tampan memasuki kelas XII IPA, guru itu bernama P.Andrian. Beliau meminta murid-muridnya untuk membuka LKS-nya.
“Ayo anak-anak buka LKS-nya hal 5, kita sekarang mempelajari bab majas,” kata P.Andrian. Setelah itu P.Andrian menerangkan kepada murid-muridnya.
Di tengah penjelasan ada seorang murid bertanya kepada P.Andrian ternyata murid tersebut bernama Revi. “Pak, apa yang dimaksud majas?” lalu pak Andrian menjawabnya.
“Majas adalah ungkapan kata yang mengandung makna yang khas dan menciptakan efek tertentu”. Revi pun membalas jawaban dari P.Andrian.
“Terima kasih atas penjelasannya pak, saya sudah paham,” kata Revi dengan perkataan yang ramah.
“Teeeeett….” bel tanda pulang berbunyi, semua murid-murid mempersiapkan untuk pulang dan berdoa setelah belajar. Setelah membaca doa, satu persatu murid-murid bersalaman kepada Pak Andrian lalu murid-murid keluar dari kelas, tapi Revi masih menunggu sahabatnya yaitu Aldi. Tak lama kemudian Revi dan Aldi pulang ke pondok. Sampai di pondok mereka langsung meletakkan tas dan sepatunya. Lalu mereka berdua pergi ke kamar mandi untuk mengambl wudhu’. Aldi pun mengajak Revi. “Rev, ayo cepetan sekarang waktunya melaksanakan sholat dhuhur,” kata Aldi.
Tanpa ada balasan kata dan Revi mereka pun pergi ke masjid. Setelah melaksanakan sholat dhuhur mereka berdua melakukan aktivitas yang dilakukan setiap hari yaitu belajar bersama untuk persiapan menghadapi UN. Setiap selesai sholat isya’ Revi dan teman-temannya megadakan istighosah bersama di masjid dekat pondok Ar-Rohman. Revi berdo’a agar ujiannya lancar dan lulus UN, Revi bukan hanya mendo’akan dirinya, tapi dia mendo’akan semua teman-temannya yang akan menghadapi UN.
(2 bulan kemudian)
Revi menghadapi UN, hari pertama yaitu hari senin pelajaran yang diujikan adalah pelajaran Bhs Indonesia. Saat Revi menerima soal, dia tidak kaget, karena tadi malam dia sudah belajar. Sambil mengerjakan tugas Revi berkata dalam hati “Aku hanya percaya kepada Allah karena Allah yang membuat aku bisa dan lulus UN”. Beberapa saat kemudian ujian pun selesai, Revi langsung mengumpulkan LJK yang sudah terisi jawaban Bahasa Indonesia. Pada waktu itu Revi tidak seruangan dengan Aldi, tapi mereka berdua sama-sama bisa mengerjakan soal UN dengan tenang. Setelah Revi selesai mengumpulkan LJK, ia langsung keluar dari ruangan dan ia langsung pergi menuju ke ruangan yang ditempati Aldi sahabatnya. Sampai di dalam ruangan Aldi, dia langsung bertanya kepada Aldi sembari ia menyentuh bahu Aldi.
“Al, gimana ujiannya barusan, lancar kah?”. Aldi pun membalas pertanyaan Revi sambil berjalan menuju keluar kelas, “Alhamdulillah lancar Rev, berkat usaha dan doaku tadi malam. Aku bisa mengerjakan soal UN dengan tenang, Rev”. “Iya Al, kamu betul. Aku setuju dengan perkataanmu,” kata Revi.
(4 hari kemudian)
Ujian nasional selesai, mereka pulang ke rumahnya masing-masing sambil menunggu pengumuman kelulusan dan pengumuman beasiswa ke universitas bergengsi. Satu bulan kemudian pengumuman kelulusan tiba, Revi mendapat kabar dari kepala sekolahnya kalau Revi lulus UN. Setelah mendapat kabar Revi langsung member tahu kepada kedua orang tuanya.
“Ayah/ibu Revi tadi mendapat kabar dari sekolah katanya Revi lulus UN”. Lalu ayah Revi bertanya kepada Revi. “Rev, Kamu nanti mau kuliah di mana.?” Revi pun membalas pertanyaan ayahnya.
“Saya ingin kuliah di UNIBRAW Malang dengan beasiswa”.
(2 minggu kemudian)
Revi mendapat kabar dari temannya bahwa dia tidak mendapatkan beasiswa ke UNIBRAW Malang. Kedua orang tua Revi tahu kalau Revi tidak mendapatkan beasiswa, tapi Revi dan kedua orang tuanya tidak kecewa.
****
Setelah idul fitri Revi meminta izin kepada kedua orang tuanya bahwa satu minggu lagi Revi akan pergi ke Pare untuk kursus Bhs Inggris. Akhirnya Revi diizinkan oleh kedua orang tuanya. Di Pare dia kursus Bhs Inggris selama 6 bulan. Revi di Pare tinggal di asrama dekat dengan tempat kursusnya.
Setelah 6 bulan di Pare, Revi tidak ada kabar sehingga kedua orang tuanya khawatir. Di rumah kedua orang tuanya hanya bisa berdo’a agar Revi selamat. Beberapa minggu kemudian Revi menelepon ayahnya.
“Assalamualaikum Yah, ini saya Revi”. “Iya, ada apa Nak. Kenapa kemarin-kemarinnya kamu gak ada kabar?”
“Revi sibuk yah, soalnya sekarang Revi gak kursus lagi. Tapi Revi di sini sudah ditugaskan mengajar Bahasa Inggris.“
“Syukurlah, ayah dan ibumu kemarin-kemarinnya khawatir kirain kamu di sana sudah punya masalah”.
“Ndak Yah, Revi di sini akan menjaga kesehatan Revi. Sudah dulu telephonenya Yah, Revi mau salat magrib dulu, Assalamu’alaikum.”
“Waalaikumsalam Nak.”
Setelah berbincang-bincang dengan Revi, ayah Revi memberi tahu kepada ibu Revi bahwa Revi di Pare sekarang sudah mengajar Bhs Inggris. Di saat itulah kedua orang tuanya bahagia melihat anaknya yang sudah bisa mencari uang sendiri sebelum Revi kuliah. Setelah satu tahun di Pare, Revi member tahu kepada ayahnya bahwa dia ingin kuliah di UNIKA (Universitas Kediri). Di UNIKA Revi mengambil jurusan pertanian, dia membayar kuliahnya dengan uang hasil kerjanya sendiri. Sampai sekarang Revi tetap mengajar di Pare dan kuliah di UNIKA.