Oleh: AF Azzam Asrawi*
Staff pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris Jember
waktu adalah kebebalan yang tidak mau dirayu. pun tak mau tau, aku di badai rindu. bila terhempas aku, terombangambing aku. di mana waktu menepikan puing puing rindu. jasadku tak mampu menopang kelu, dinginnya diterpa angin segerombol wajahmu. waktu, aku ingin bersekongkol. seperti embun pada kelopak bunga bersahaja di setiap pagi. waktu, kuyakin kau tak sebebal yang kuduga, bukan. tentang kau dan pertemuan
Jember, Oktober
(Baca juga: Sya’ir Adalah Perasaan )