ADA APA DENGAN CINTA 2?

Oleh: Ifta Atiyah
Alumni PP. NURIS

Cinta, suatu kata yang tak henti digandrungi segala kalangan, dan selalu aktual sepanjang zaman, senua orang yang menjadi arti sejati dan terlena dengan impian cinta sejati. Bahkan cinta menjadi tema terhangat bagi setiap dunia penyair dan satrawa sedunia, kuantitas penyair pun akan selalu meningkat dengan adanya anak-anak adam yang sedang dilanda cinta, subhanallah, inikah kekuatan cinta? Menjadikan hal yang tak ada menjadi ada? Apalagi kekuatan cinta?

Dihalam ini, mari kita renungkan bersama, adakah cinta sejati itu? Mungkinkah cinta suci itu terwujud? Seperti apa cinta yang singgah di hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomus University of Mexco mengemukakan hasil riset yang tak terduga, menurutnya: Sebuah hubungan akan mengalami titik jenuh, buka karena hanya faktor bosan, tapi karena kandungan zat kimia diotak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-giladancinta tidak akan bertahan lebih dari 4 tahu. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila timbul padaawal jatuh cinta karena aktifitas dan pengeluaran kompenen kimia spesifik di endorphin, feromor, oxytocin, neuropinephirine, yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Namun berjalannya wawktu efek efek hormrone itu berkurang dan menghilang. Pernahkan mendengar:

                                                            لك الأولي وعليك الثا ني

lirikan yang pertama itu boleh dan yang haram”.

Maksudnya, ketika tidak sengaja melihat seseorang, maka dibolehkan dan diharamkan untuk kedua kalinya. Semboyan ini cukup masuk akal bila dikaitkan dengan hasil riset tadi, kita tidak boleh memanjangkan durasi pandangan pertama kita, agar aktivitas dan pengeluaran komponen kimia spesifik itu tidak berlanjut, sehingga kita terap bisa tidur dengan pulas dan nyenyak (tidak kepikiran). Ini adalh salah satu akhlak atau etika hati.

Pandangan yang tidak sengaja dan sekejap pun terkadang begitu melekat dan membuat sulit tidur, inilah cinta, semacam getaran yang tak terdefinisi, tapi bisa dirasakan. Namun dalam mencintai, kita harus benar-benar paham arti cinta, cinta tidak cukup dengan pandangan pertama, tapi butuh pandangan penghayatan, mungkin anda belum paham dengan maksud saya, tapi, marilah kita bayangkan sejenak, anda hidup bersama dengan someone special  anda, lalu anda jatuh miskin, tinggal di gubuk reot, atapnya bocorsaat diguyur hujan, hutang di sana sini, dia mengidap sakit parah sehingga sangat merepotkan. Apakah anda tetap bersimpati dengan keadaannya yang demikian rumit? Jika setelah membayangkan, cinta tetap bergemuruh dahsyat, maka artinya anda benar-benar mencintai.

Jika mencintai karena parasnya yang indah, maka cinta akan luntur seiring keindahan itu berkurang di lorong waktu, jika mencintai karena harta yang dimilikinya, maka cinta juga akan pudar bersamaan dengan habisnya harta. Para ulama’ mengisahkan, bahwa sahabat abdurrahman bin Abi Bakar RA sangat mencintai Laila Bintu Al Judi, bahkan untuk mengungkapkan kecintaannya ia menciptakan syair yang berbunyi:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang samawah

Duhai, apa urusan Laila dengan diriku?

Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita

Paras wajahnya selalu membayangi mataku dan menghuni batinku

Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya

Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan aku pun dapat bertemu

Singkat cerita, mereka pun bertemu saat dan menikah, pada saat itu, Abdurrahman telah beristri, sehingga dia melupakan istriyang lainnya, akhirnya ia mengadukan pada Siti Aisyah saudari Abdurrahman tentang hal ini, Siti Aisyah pun menyampaikan keluhan istrinya, Abdurrahman menjawab: tidakkah engkau melihat keindahan giginya saat tersenyum? Sungguh yang aku lihat adalah mutiara. Tak lama kemudian Laila sakit parah yang membuat bibirnya memble (jatuh sehingga giginya selalu kelihatan). Sejak itu Abdurrahman tidak lagi mencintainya, bahkan ia begitu membencinya dan membedakanny diantara istri yang lain, akhirnya ia dikembalikan pada orang tuanya.

Sungguh tragis, bukankah kita telah diingatakan supaya tidak terlalu mencintai dan tidak terlalu membenci, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْكِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ. وَعَسَى أنْ تَكْرَهُوْا شَيْأً وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ. وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْأً وَهُوَ شَرُّلَكُمْ. وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ (البقرة : ٢١٦.)

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui ( QS. Al-Baqarah: 216).

Ketahuilah, cinta sejati dan suci adalah cinta yang ebrsemi karena keimanan dan akhlak. Sebagaimana sabdah Rosulullah:

تٌنْكَحٌ المَرْءَةُ لِأَرْبَعٍ لما لها ولحسا بها ولجما لها ولد ينها، فا ظفر بذات ادين تربت يدك. (متفق عليه)

Wanita dinikahi karena empat alasan, karen aharta kekayaa, kedudukan, kecantikan dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (muttaqaf alaihi)

Selain itu, Yahya bin Mu’adz berkata:

“Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang di cintai berbuat baik kepadamu dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu”.

Yang demikian inilah cinta yang timbuh karena keimanan, akan bertambah kecintaan kita seiring bertambah keimananya dan akan berkurang seiring berkurang keimananya.

Setelah membaca uraian tadi, apakah yang harus kita lakukan saat mencintai? Ingat, cinta itu suci, jika soreng meninggal setelah ia ringkih karena mencintai, maka ia mati syahid, inilah bukti bagaiman Allah memuliakan cinta, bahkan yang mendasari terciptaan alam semesta adalah cinta, tak ada yang salah dengan cinta.

Dengan cinta, bukan berarti kita bisa menentukan jalan, karena dengan cinta kita dihadapkan dengan dua pilihan, menjaga kesucian dirinya demi kesucian cinta?, atau hanya cintanya yang suci dan menghiraukan kesucian dirinya? Saya harap bisa dipahami dan anda bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Yang harus dilakukan ketika mencintai adalah mendoakan dan hanya mendoakan, tidak lainnya, karena lainnya bisa melanggar syarat dan ketentuan yang berlaku, ingat, كل ممنوع مرغوب (setiap yang melarnag itu menarik), jangan sampai kita terjebak ke dalam perangkap setan dan semoga dia adalah jodoh terbaik.*

Related Post