Senyuman di Negeri Gajah Putih

Penulis: Iffatun Ni’mah

*Penulis adalah siswa MA Unggulan Nuris kelas XI PKA yang telah mengikuti program NSEP.

Awalnya semua itu hanyalah  impian yang selalu ku torehkan pada buku diaryku dengan pena hitam. Impian yang ku tempel pada pintu lemari asrama. Impian yang selalu ku panjatkan kepada sang kholiq dalam setiap sujudku. Dan sekarang impian itu menjadi sebuah kenyataan yang tak terduga. Ucapan syukur pada sang kuasa yang keluar dari lisan ini takkan pernah terhenti. Namaku adalah Iffatun Ni’mah. Lebih akrabnya teman-temanku memanggilku Fafa. Sekarang aku duduk di kelas XI jurusan Program Keagamaan Kitab MA Unggulan Nuris Jember.

Pada hari ini, aku telah berada di negara impianku, tepatnya kota Pattani, Thailand. Disini, aku bersama satu temanku bernama Nai. Disinilah aku saling berbagi ilmu, budaya, bahasa dan sebagainya. Perjalanan hidup yang luar biasa ini tidak luput dari orang-orang hebat yang selalu mendaakan dan berjuang untukku, terutama kedua malaikat dalam hidupku yakni aba umiku. Dengan keikhlasan dan ridho mereka, Alhamdulillah impian itu menjadi nyata. Perjalanan hidup yang sangat luar biasa ini memang berawal dengan rasa sedih, takut, rindu danlainnya.

*******

Hari pertama belajar di Salihiyah Primary School, Pattani, Thailand sebelum memasuki kelas, aku mengikuti upacara yang memang dilakukan setiap hari oleh siswasiswi disana. Aku masuk kelas IX select 01. Dikelas itu aku belajar bersama akak-akak cantik dan baik. Belajar  Bahasa Arab menggunakan bahasa Thailand dengan mereka memang awalnya sangat sulit dan tak bisa kupahami, namun aku selalu bertanya agar dapat faham dengan pelajaran yang dijelaskan oleh guru disana. Salah satu guru menyuruhku maju kedepan untuk memperkenalkan diri kepada teman-teman disana, karena tak kenal maka tak sayank.

“Assalamualaikum, Sawaddi,” Kataku dengan agak gugup.

“Wa’alaikumussalam, Sawaddi,” Jawab mereka sembari tersenyum.

“Perkenalkan namo sayo Fafa Aliya, akak bisa panggil sayo Fafa. Sayo tinggal kak Indo, kenal tak ?,” Ucapku dengan suara nyaring.

“Iya, kenal. Jauhlah indo, saya nok gi indo fafa. Saya nok kuliah di indo,” jawab salah seorang dari mereka dengan semangat.

“Iya fafa akan tunggu akak di Indo ya. Kob khun kah, assalamualaikum.” Ujarku.

“Wa’alaikumussalam.” Jawab mereka.

Setelah perkenalan dengan teman-teman disana, aku mulai mengikuti pelajaran umum. Tepat pukul 12.00 aku kembali ke asrama masing-masing untuk jama’ah dzuhur di masjid dan istirahat sejenak. Kemudian jam 13.30 aku kembali ke kelas untuk menuntut ilmu agama. Setelah beberapa jam belajar, aku pulang ke asrama tepatnya pukul 16.00. Tibanya di asrama, aku langsung melangkahkan kaki menuju tandas untuk berwudlu kemudian pergi sholat jama’ah ashar di surau bersama kawan-kawan Salihiyah. Setelah jama’ah, aku kembali ke kamar asrama untuk beristirahat sejenak.Kurobohkan tubuhku yang lemas di atas kasur empuk kemudian kupejamkan mataku sejenak. Setelah itu, aku mandi dan pergi ke Kedai untuk makan sore. Tak lama kemudian, suara adzan maghrib telah dikumandangkan, akupun bergegas menuju masjid untuk solat jama’ah maghrib. Setelah sholat, semua santriwan dan santriwati mengkaji kitab kuning di surau. Pengajian kitab kuning ini berakhir sampai menjelang isya’. Setelah ngaji, aku dan kawan santri disana sholat isya’ berjama’ah. Kemudian aku mengaji qur’an sampai jam 20.30 di masjid. Turun dari masjid, akupun pergi ke kedai untuk makan malam.

*******

Pada hari kedua, Aku mengikuti upacara yang dilaksanakan setiap hari oleh para ssiwadan guru sebelum mereka masuk kelas. Usai upacara, kemudian Khola memanggilku dengan Nai. Khola adalah sebutan untuk istri pengasuh pesantren disana.

“Fafa, Nai, mari sini,” panggil beliau.

Kemudian aku dan Nai bergegas menuju Khola.

“Ada apo Khola?”Jawabku dengan ta’dzim.

“Kalian ikut saya, ya ?” Tanya Khola.

“Baik Khola.” Jawab kami bersama-sama.

Aku dan Nai melangkah di belakang Khola.Tepat di depan kelas 3 select 1 & 2, Kemudian Khola berkata :

“Fafa dan Nai hari ini mengajar anak anuban satu kelas, satu orang. Pehe tak ?”

“Oh iya Khola.” Jawab kami berdua.

Kemudian Aku mengajar kelas 3 select 1 dan Nai mengajar di kelas 3 select 2. Disinilah kisah hidup yang sangat luar biasa kurasakan, semua rasa kulalui bersama para siswa anuban disini. Susah, senang, keceriaan, kebahagiaan, terkadang mereka juga membuat aku jengkel, namun aku tak peduli.Aku memasuki kelas 3 select 1 ditemani dengan Kak Dah dan Kak Sah, yakni Kak Wardah dan kak Nafisah sebagai wali kelas 3 select 1. Sama seperti disaat aku masuk kelas IX select 1, awalnya aku juga memperkenalkan diri di depan para siswa 3 select 1.

“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,“ Kataku sembari tersenyum pada mereka.

“Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarokatuh,” Jawab mereka dengan wajah sumringah.

“Perkenalkan, nama akak Iffatun Ni’mah. Kalian semua bisa panggil Akak Fafa. Akak dari Indonesia. Akak senang bisa mengenal dan berbagi ilmu dengan kalian.” Ucapku dengan suara lantang.

“ Akak Fafa,,,,,,,,” Panggil mereka dengan senang.

Usai perkenalan, aku berbagi ilmu dengan mereka dengan mengajarkan bahasa inggris pada mereka. Awalnya sulit buat mereka paham, mungkin karena mereka tak pehe dengan apa yang aku ajarkan. Namun aku tak berhenti untuk terus berusaha membuat mereka paham dengan apa yang aku ajarkan, dan akhirnya mereka mengerti juga. Alhamdulillah (kataku dalam hati).

*******

Untuk ikut memeriahkan hari anak nasional, sekolah Salihiyah menggelar pentas seni sebagai wadah untuk para siswa yang mempunyai bakatyang dilaksanakan pada Jum’at pagi. Siswa kelas 3 select 1 menampilkan sebuah drama dan disana akupun juga ikut melatih mereka.Aku sangat senang bisa melatih mereka, bangga bisa kenal sama anak-anak baik seperti mereka. Penampilan mereka sangat bagus menurutku. Acara yang terakhir, semua siswa saling bretukar hadiah.

Pada Jum’at malamnya, di Salihiyah menggelar hari anak untuk para santri. Awalnya aku ingin mengikuti acara itu, namun tiba-tiba badanku panas dan kepalaku pusing. Ketika itu juga Kak Ni dan Nai merawat dan menjagaku. Aku tau jika mereka ingin ikut acara pada malam itu, namun mereka lebih memilih untuk  merawatku di kamar.

“Fafa, nok gi ka rumah sakit tak ?” Ujar Kak Ni dengan cemas.

“Taklah kak Ni, Fafa tak Po. Fafa bentar lagi dah sehat lagi Kak Ni.” Jawabku.

“Hem…Fafa. Fafa make obat ya ? Fafa harus lekas sehat lagi.“ Ucap Kak Ni.

“Iya Kak Ni.” Jawabku sembari senyum padanya.

Selama beberapa hari aku hanya bisa berbaring di atas kasur dan selalu minum obat. Alhamdulillah pada hari minggu aku sudah bisa beraktivitas seperti semula lagi.

*******

Setelah seminggu mengajar di kelas 3 select 1, sudah nyaman dengan mereka. Mereka adalah penyemangatku, mereka yang bisa membuat aku bisa bertahan disana. Tiba-tiba, Kak Sah berkata kepadaku :

“Fafa ikut akak ya ?”

“Baik akak.” Jawabku.

Aku berjalan dibelakang beliau, dan ternyata berhenti di depan kelas 1 select 1. Aku bingung dan bertanya-tanya, untuk apa aku dibawa kesini ? Dan ternyata aku disuruh untuk mengajar di kelas tersebut. Awal mengajar di kelas itu, memang terasa canggung mungkin karena masih belum terbiasa dengan mereka, dan aku tak mengerti dengan bahasa mereka karena mereka tak ada yang memakai bahasa melayu, semuanya Thailand.

Related Post