malam kian menua, namun. Allah menjadikan malam ini indah dengan sulaman bintang-bintang di langit. waktu merayap lambat merantai. hingga kini aku berada di tengah hawa sejuknya malam pesantren.
kumulai tulisan ini dengan jiwa yang merintih pilu. ketika awan malam mulai menyelimuti cahaya rembulan, rindu peluk cinta kasihmu. menjelma dalam kerelung hati.
(baca juga: Kembali)
kunang-kunang malam berkelip-kelip di antara daun yang rindang, mencoba tuk hibur lara tangisku. namun, teriakan jangkrik malam membawa bayangan masa lalu untuk hadir menabrak sanubariku dan bayang ucap petuahmu. mengalir teduh dalam aliran darah jiwaku, ibu. aku merindukan Ibu.
Penulis puisi di atas adalah Lu’lu’ Kamilatul Hasanah. Penulis merupkan siswa MA Unggulan Nuris kelas XII IPA. Puisi tersebut di antologikan dalam sebuah antologi puisi karya siswa MA Unggulan Nuris yang berjudul “Muara Sunyi Ilahi”.