Late Heavy Bombardmert (Bencana Alam Bulan)

Banyak orang bertanya-tanya mengapa bulan  mengapa bulan memiliki banyak kawah dengan ukuran yang besar? Misteri ini terungkap setelah misi Apolo yang diluncurkan pada tanggal 20 Juli 1969 yang berhasil mendaratkan Neil Amstrong di bulan. Neil Amstrong kembali ke bumi dengan membawa 22 kg sample batuan dan debu bulan. Setelah diteliti oleh para ahli geografi disimpulkan bahwa batuan ini telah berusia sekitar 3,6 sampai 4 miliar tahun yang lalu. Dari hasil penelitian ini, kemudian para astronom mengembangkan observasinya untuk mengetahui penyebab pembentukan kawah bulan.

Dari salah satu hipotesis dalam pembentukan kawah bulan tersebut ada yang menyebutkan bahwa kawah ini terjadi karena bpmbardir meteorid yang menghantam bulan. Karena bulan tidak memiliki atmosfer yang melindungi bulan dari hantaman benda-benda luar. Hantaman tersebut menyebabkan terbentuknya kawah bulan. Lalu, dari manakah meteorid ini datang? Para meteorid ini datang dari daerah terluar tata surya yaitu sabuk quiper. Benda-benda sejauh ini , lalu bagaimana bisa sampai ke daerah planet dalam yang jaraknya kurang lebih 30 SA atau 30 kali jarak bumi ke matahari?

(baca juga: Yang Perlu Anda Tahu Dibalik Keindahan Bulan)

Hal ini dicetuskan oleh para astronom yang mencetuskan model nice. Model Nice mengatakan bahwa pada awalnya posisi Neptunus berada sebelum Uranus dan pada suatu saat karena tidak ada kestabilan orbit Neptunus dan Uranus. Kedua planet tersebut berhjrah dan saling bertukar tempat. Karena perpindahan tersebut objek sabak quiper yang berada di sekitar planet ini tercerai-cerai dan berhamburan kemana-mana termasuk ke arah planet dalam.

(baca juga: Matahari Berjerawat?)

Objek-objek yang sangat banyak ini menghantam semua benda yang dilewatinya termasuk bulan. Bombardir objek  meteorid ini biasa disebut dengan “Late Heavy Bombardment”. Hal ini terjadi hanya sekali saja dan mengakibatkan planet atau satelit yang tidak beratmosfer yang ditabraknya menjadi berkawah. Oleh karena itu, kawah-kawah yanga da di bulan dan Merkurius diperkirakan berumur sama.

Penulis artikel di atas adalah Fajri Kholili Zain. Penulis merupakan siswa SMA Nuris Jember kelas XI IPA 1 yang juga ketua MSains Nuris dan anggota aktif MSains bidang Astronomi.

Related Post