Penulis: Iqbal/MN
Seorang Ustad menyuruh salah satu murindnya menghubungi maskapai penerbangan untu booking tiket jurusan Surabaya-Singapore. Sang murid yang kurang cerdas dan sok tahu segera menelepon maskapai Lion Air. Tapi tampaknya telepon di kantor maskapai Lion Air sedang digunakan sehingga dijawab otomatis:”Maaf, jurusan yang Anda tuju sedang sibuk.”
“Maaf Ustad, jurusan ke Singapore sedang sibuk,” kata Sabtri pada ustadnya. “Oke kalau gitu coba dihbungi maskapai Tiger Air, kata Ustad. Santri memenuhi permintaan si Ustad dan menelepon Tiger Air. Karena tak ada yang mengangkat, kembali ada suara penjawab otomatis. “Maaf, panggilan ini sementara dialihkan, mohon tunggu beberapa saat..”
(baca juga: Panjang bukan Tingginya)
Santri itu pun melapor, “Maaf Ustad jurusan ke Singapore untuk sementara dialihkan”. “Baiklah, coba kamu hubungi agen yang ini saja,” kata Ustad seraya menyerahkan secarik kertas bertuliskan nomor telepon.
(baca juga: Ajaran 3B)
Sang santri menerima kertas tersebut dan memencet tombol handphone sesuai nomor yang tertera. Karena kurang teliti, ada nomor yang terlewati sehingga ketiga kalinya yang menjawab panggilan adalah operator otomatis. “Maaf, nomor yang Anda tuju tak ada dalam layanan kami.”
Sang santri mendekati Ustadnya dan dengan suara pelan bertanya “Apa Ustad kemarin lupa kasih tips ke dia kok dia bilang tidak mau melayani Ustad lagi?”