Soal:
Sebagian jamaah haji ada yang menggunakan kesempatan berziarah ke Madinah untuk melaksanakan shalat selama empat puluh kali selama berturut turut di masjid Nabawi. Amaliah ini lebih kita kenal dengan istilah shalat Arba’in. Bagaimanakah shalat Arba’in itu? Adakah tuntunan nabi Muhammad Saw?
Jawab:
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kalo melihat hadits Nabi SAW, yang menjelaskan keutamaan tiga masjid yang mempunyai sejarah besar dalam Islam, yakni masjid al-Haram, Masjid Nabawi serta masjid al- Aqsha. Nabi Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ – صلى الله عليه وسلم – وَمَسْجِدِ الأَقْصَى (صحيح البخاري، رقم ١١١٥)
“Dari Abu Hurairah RA dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda,”Dilarang bersikeras untuk berkunjung kecuali pada tiga tempat, yaitu Masjid al-Haram, Masjidku ini, Serta Masjid al-Aqsha.”(Shahih al Bukhari [1115])
(baca juga: Sejarah dan Makna Idul Adha)
Dalam hadits ini, ada anjuran yang sangat kuat dari Nabi Muhammad untuk berziarah, mendatangi sekaligus beribadah di tiga masjid itu. Karena tempat tempat tersebut mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki tempat lain didunia ini. Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَصَلاَةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ. (مسند أحمد بن حنبل، رقم ١٤١٦٧)
“Dari Jabir RA, Bahwa Rasulullullah bersabda,”Melakukan sholat satu kali di masjidku ini lebih utama dari shalat seribu kali di tempat lain, kecuali Masjidi al-Haram. Dan melakukan sholat satu kali di Masjidil Haram lebih utama dari pada melakukan sholat seratus ribu kali di tempat lainnya.”(Musnad Ahmad bin Hambal [14167]).
Dari hadits ini terlihat jelas bahwa melakukan ibadah di dua masjid tersebut memiliki keutamaan yang sangat besar. Karena itu, para ulama sangat menganjurkan orang yang sedang melakukan ibadah haji, sebisa mungkin untuk memperbanyak melaksanakan ibadah di masjid tersebut. Al Imam al-Rabbani Yahya bin Syarf al-Nawawi menjelaskan:
يَنْبَغِي لَهُ مُدَّةَ إِقَامَتِهَا بِالْمَدِيْنَةِ أَنْ يُصَلِّيَ الصَّلَوَاتِ كُلَّهَا بِمَسْجِدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنْوِيَ الْاِعْتِكَافَ كَمَا قَدَّمْنَا فِي الْمَسْجِدِ الحَرَامِ (كتاب الإيضاح في مناسك الحج والعمرة، ٤٥٦)
“Orang yang melakukan ibadah haji, selama ia di Madinah, selayaknya untuk selalu melaksanakan shalat di Masjid Rasulullah Saw. Dan sudah seharusnya dia juga berniat I’tikaf, sebagaimana yang telah kami jelaskan tentang ibadah di Masjidil Haram.’’(Al-Idhah fi Manasik Al-Hajj wa al-Umroh,456)
Dan sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tersebut secara berturut turut selama empat puluh kali. Sebab ada fadhilah yang sangat besar jika perbuatan ini dilaksanakan di Masjid Nabawi. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِي أَرْبَعِيْنَ صَلاةً لا تَفُوْتُهُ صَلاةٌ كُتِبَ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ الْعَذَابِ وَبَرِيْءٌ مِنَ النِّفَاقِ. (مسند أحمد بن حنبل، رقم ١٢١٢)
“Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Barangsiapa shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) selama empat puluh kali berturut turut, maka dicatat baginya kebebasan dari neraka, selamat dari adzab, serta terbebas dari kemunafikan.”(Musnad Ahmad bin Hambal [1212]).
(baca juga: Selamatan Haji)
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan shalat Arba’in oleh jamaah haji atau lainnya ketika di Madinah memang dianjurkan di dalam syariat Islam.