Pesantren Nuris- Ekstrakurikuler bahasa Nuris juga tidak kalah eksis dan berprestasi. Banyak piala yang sudah berhasil dikantongi dari berbagai macam lomba, seperti speech, debate, olimpiade Bahasa Inggris, toefl, pidato Bahasa Arab, dan lain-lain. Ekstrakurikuler bahasa semakin menunjukkan eksistensinya.
Baru-baru ini, ekstrakurikuler bahasa memboyong piala dalam ajang Smala English Event 2018 yang dilaksanakan di SMA 5 Jember pada 4 dan 5 November 2018. Dalam kejuaraan tersebut perwakilan SMA Nuris Jember berhasil sabet juara harapan 2 kategori English Debate Competition. Raihan ini tentunya membutuhkan perjuangan panjang dari dua wakil SMA Nuris Jember yaitu Fika Dwi Sembilan dan Nur Lailatul Izza.
(baca juga: Miliki Strategi Jitu, Dua Siswa SMA Nuris Jember Juara Olimpiade Kimia se-Jawa Timur)
Keduanya harus melalui perjuangan panjang, bersaing dengan puluhan tim lainnya dari SMA sederajat lainnya di wilayah se-Ekskarisidenan Besuki. Di babak penyisihan keduanya harus memperdebatkan masalah yang sudah disiapkan sebelumnya yaitu tentang Enviroment dan Politic. Mereka berhasil menjadi 8 tim terbaik dan berhak melanjutkan ke babak final.
Mosi atau topic debat di babak final ditentukan secara impromptu. Jadi secara mendadak peserta diberi mosi tertentu, kemudian melangsungkan debat. Tim debat SMA Nuris Jember mampu berargumen dengan baik dan jelas. Mereka bisa bersaing dengan tim debat asal SMA Negeri 5 Jember sebagai juara 1 dan 3. Peraih juara harapan 1 afdalah tim debat asal MA Unggulan Nuris atas nama Nabila Novianti dan Dwi Ayu Nabila. Sedangkan peraih juara harapan 3 adalah Ferli Datul Jannah dan Silvia Diah asal MA Unggulan Nuris.
“Kami tidak menyangka bisa meraih juara harapan 2, semoga ke depan prestasi kami semakin meningkat dan mengharumkan nama SMA Nuris Jember. Alhamdulilah dan senang sekali,” kata Fika. Persiapan yang dilakukan juga cukup banyak. Butuh waktu kurang lebih seminggu, bagi dua siswa pandai ini untuk mempersiapkan lomba ini. Mereka harus sering membaca berita, menguasai vocab, dan benar-benar fokus ketika menghadapi lawan. Sebab, jika tertinggal sedikit saja, akan susah untuk memberikan umpan balik kepada lawan.
“Banyak hal yang perlu kami persiapkan untuk mengikuti kompetisi ini. Sebab, kami harus paham betul dengan informasi dan pengetahuan tertentu. Selain itu, kami harus menghafal banyak vocab. Selalu focus ketika bertanding selalu kami kedepankan, “imbunya. Ini merupakan prestasi yang membanggakan, sebab dua siswa yang notabene adalah santri bisa menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan, padahal sebagai seorang santri dan tinggal di pondok mereka tidak diperkenankan untuk membawa laptop. Mereka hanya menggunakan laptop untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tempat yang diperkenankan. (red/Yuv)