Rahasia Hujan
Penulis: Achmad Faizal*
Awan pernah berkata pada angin, Tentang gurau kabut, jumawa hutan, hingga risau air laut. Semua mengalirkan energi sepi saat matahari menyembunyikan harapan. Bagaimana kau mengisi kemarau jiwaku yang terlanjur retak. Seperti bidang tanah di Timor, bahkan rerumputan pun enggan menjalarkan akar
Awan juga berkata pada angin, Dialog alot langit kepada bau tanah bercampur asap knalpot, dan deodoran. Pesing merenggut kembang pohon asam yang gugur bersama rintik-rintik air. Mengapa mereka tumbang, menimpa jalan raya, bahkan menggulung rumah-rumah. Seperti di kawasan tinggi Jawa, burung-burung pun kehilangan kicaunya.
(baca juga: Sketsa Ibu)
Hujan, rahasia apa yang kau janjikan bersama langit, awan, dan angin. Sedang aku tak pernah mengerti gerimis yang tiba-tiba habis mengguyur jembatan. Persengkongkolan apa yang kau bawa bersama kabut, hutan, dan air laut. Sedang aku masih terus menerka, sepanjang tak bosan kepada harapan
Penulis adalah staf pengajara Bahasa dan Sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris