Penulis : Ahmad Rahmatullah
surat telah melayang. membabi buta ke segala penjuru. corong corong rasa malu seakan hilang tak berbekas. oh…masih selamatkah suratku. tak ada kabar balasan yang datang. yang ada hanya rasa malu yang mencongkol dalam dada.
(baca juga: Lukisan Mimpi)
kuprediksi suratku masih ada. tapi entah diman dan siapa yang memegangnya. suratku kini bagaikan malam yang sunyi. sunyi yang bertepi yang ditampis oleh suara jangkrik ditengah ladang. suratku kini bagaikan jasad yang membusuk diantara bangkai para pendosa. menunggu untuk diselamatkan.
(baca juga: Jejak Malam)
jasad yang telah dikerumuni oleh beletung beletung kemunafikan. suratku kini bagaikan malaikat maut. yang sedang menunggu mangsanya yang lengah ditumpukan dosa. suratku kini bagaikan elang yang menelisik tajam ke mata semua orang. dan suratku kini telah berubah menjadi abu. dari rasa malu yang mengotori kalbu. dan terakhir suratku kini bagaikan angin yang berhembus tak terlihat tetapi bisa dirasakan setiap saat.
Penulis adalah siswa kelas XI PK A MA Unggulan Nuris yang juga anggota ekstrakurikuler Jurnalistik Website Pesantrennuris.net