Sekibar Angin kepada Langit

Sekibar Angin kepada Langit

Achmad Faizal*

Malam mengeja waktu pulang. Tempat menaruh kesah dan bebal kekalahan. Yang tersesat. Terlepas. Jalan yang hilang

Bawa aku menderu. Di antara tenang semilir angin. Menyeru seluruh jiwa menuju. Dan zikir-zikir menghimpun berkelebat

(baca juga: Aferen-sia)

Tuhan. Lepaskan jerat, dan amarah yang keparat. Kuhempas hasrat, dosa-dosa berkarat. Di tanganku menengadah sangat

Kabardoa-Jember, 06 April 2019

*penulis adalah staf pengajar bahasa dan Sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris

Related Post