Penulis: Lu’luul Kamilatul H.*
zaman jadi jalanan. aku edan pada definisi atas zona nyaman. zaman jadi bentang jalan. aku gila pada nasibnya. zaman ialah wisuda para perintis yang pandai meringis di balik tangis. mereka anggap zaman itu rintangan sekaligus kepedihan. serpihan beling berserak telah digenggam. sejarah penciptaan mengendap dalam telapak tangan, lalu tanda teka-teki kehidupan diorbitkan, sederet pemuda lincah, tua gagah berkelopak mata cerah. kemerdekaan serupa mimpi mewujud di masa depan serupa bintang-bintang berpendaran mirip lampion yang gagal digenggam karena aku senang dan amat berbahagia menatap mereka telah mengubur diri sendiri.
Jember, 25 Maret 2019
(baca juga: Sajak Kerinduan)
*Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris lulusan tahun 2018