Riwayat yang tersayat

Pernulis: M Irfan Maulana*

Wahai… Ku sekarang ingin bertanya . Apakah kau melupakan cerita? Tentang nyata yang penuh luka

Wahai… Ku mengangan pembalasan jasa. Darimu padaku, penuhi semesta. Dengan doa yang akan tetap setia.

Wahai…Tak akan cukup jasad jiwaku. Tuk mengukur tetes darahmu. Dalam riwayat hikayat, ibu

(Baca juga: Risalahku)

Ibu… Torehan tangisku takkan berhenti. Sampai tak bisa kutatap mentari. Demi maaf yang kucari-cari

Ibu… Kenganan siksa yang kau telusuri. Menjadi pelita kala pagi. Bagiku, seorang buah henti.

 Ibu… harap maafku tetap terjulur. Bagimu, cipta termahsyur. Kala jiwaku mulai tertidur

Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik.

Related Post