Ingin Jadi Dokter Spesialis Penyakit Dalam hingga Berencana Buka Klinik Sendiri
Pesantren Nuris – Kabar membanggakan datang dari alumni Nuris yang satu ini. Betapa tidak, gadis cerdas lulusan MA Unggulan Nuris tahun 2019 tersebut dipastikan menyandang sebagai mahasiswa kedokteran di salah satu kampus kenamaan di kota pahlawan, Surabaya. Dikenal sebagai siswa berprestasi, santun, dan disiplin dalam belajar membuatnya optimis menjalani studi kedokteran tersebut.
Nama sosok pemudi yang kini dielu-elukan di Pesantren Nuris Jember ini berasal dari Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Dea April Haniatul Khusnah nama lengkapnya. Memang mempunyai mimpi menjadi seorang dokter sejak kecil, akhirnya dia terus fokus mengasah potensinya di keilmuan eksak.
Berasal dari keluarga religius, membuat gadis berkaca mata ini tetap mendalami ilmu agama seraya bergiat mempelajari sains. Tak heran, dia nyantri di Pesantren Nuris Jember sejak duduk di bangku MTs Unggulan Nuris, kemudian melanjutkan pendidikan pada program studi IPA di MA Unggulan Nuris sampai tuntas.
(baca juga: Bermental Leadership, Alumni Nuris Pimpin OMJ, Tetap Ber-IPK Cumlaude)
Bahkan, untuk memantapkan motivasi atas cita-citanya menjadi seorang dokter, Dea mengikuti tes psikologi untuk mengetahui analisis detail bakat, minat, dan potensi dalam dirinya. Kebetulan MA Unggulan Nuris mempunyai program khusus dan memfasilitasi agenda tes psikologi terhadap semua siswanya. Program ini benar-benar membantu siswa dan orang tua dalam mengetahui sejauh mana potensi siswa tersebut akan diarahkan.
“Senang sekali bisa lolos seleksi di jurusan yang memang saya inginkan, kedokteran, di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) melalui jalur kemitraan pondok pesantren yang diumumkan pada tanggal 27 Juni 2019. Semoga terus diberi kelancaran dalam belajar. Mohon doa restu ustad dan ustazah di Nuris.” Ungkap gadis kelahiran Jember, 16 April 2001 tersebut.
(baca juga: Dua Siswa MA Unggulan Nuris Borong Piala Speech Contest Cambridge 2019)
“Santri kuliah kedokteran kenapa tidak? Santri bisa berada di medan mana saja dan menjadi apa saja. Ini optimisme yang selalu saya jadikan motivasi dalam menggapai cita-cita saya. Insya Allah ke depan saya ingin melajutkan ke spesialisasi penyakit dalam, dan semoga bisa membuka klinik sendiri di rumah.” Imbuh gadis cerdas yang sangat hobi membaca buku.
Bagi seorang Dea, ketika cita-cita menjadi dokter dan mendapat ridlo dari kedua orang tua, itu menjadi sebuah anugerah besar yang patut disyukuri dan diperjuangkan. Seperti diketahui, kuliah kedokteran butuh biaya yang fantastis apalagi berdomisili di kota besar seperti Surabaya. Namun, baginya yang penting fokus menuntut ilmu dan dengan harapan dapat bermanfaat bagi masyarakat semua akan dipermudah.
“Saya berharap bisa membanggakan kedua orangtua saya. Amin. Untuk almamaterku Pesantren Nuris Jember, khususnya MA Unggulan Nuris, semoga terus berjaya dan menelurkan generasi Muslim yang maju, berprestasi, dan berkontribusi.” Tutup pemudi yang pernah menjuarai Olimpiade Matematika dan Bahasa Indonesia tersebut.[AF.Red]