Gema Takbir dan Drama Kenabian, Sederet Lomba Semarakkan Hari Besar Islam

Lomba Drama Kenabian, Sarana Mengingat Kembali Perjuangan Para Nabi

Pesantren Nuris- 10 Dzulhijah hari besar umat Islam yang diperingati karena keteguhan Nabi Ibrahim as dan putranya Nabi Ismail as. Pada hari besar ini disunnahkan untuk bertakbir sama halnya dengan Idul Fitri. Kedua hari besar Islam ini selalu dilaksanakan dengan meriah. Untuk itu, pengurus Asrama Dalem Timur Pesantren Nuris melaksanakan agenda wajib tahunan yakni lomba Getak (gema takbir), dan drama kenabian.

Untuk lomba gema takbir dilaksakan pada Sabtu, 10 Agustus 2019. Bertempat di depan Rusunawa dengan dua juri piihan yaitu ustadzah Wulan dan ustadzah Dina Kamalia. Satu asrama mengirim delegasi peserta lomba yakni dibagi menjadi empat kelompok sesuai wilayah kamar masing-masing. Pertama, wilayah Madati (Madinah bawah, Andalusia, dan kamar inti), yang kedua adalah wilayah Mesir, yang ketiga Madinah atas, dan yang terakhir wilayah Rusunawa.

Lomba Getak berjalan lancar, ditambah antusiasme penonton saat menyanyikan yel-yel wilayah masing-masing membuat suasana malam takbir semakin meriah membuat acara yang dimulai dari pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB tidak terasa membosankan.

(Baca juga: Sambut 10 Dzulhijah Pesantren Nuris Serentak Adakan Lomba Gema Takbir)

Mereka juga memakai hijab dengan warna yang senada,  Madati memakai warna kuning kunyit, Mesir warna hitam, Madinah atas warna merah maroon, dan rusunawa memakai warna putih. “Asik, acara seperti ini membuat kekeluargaan kami lebih erat. Disini kami juga belajar tampil percaya diri, lomba ini juga mengasah bakat kami” kata Nisa Haniatus salah satu peserta dari wilayah Madati.

Lomba ini terdiri dari vokalis, penabuh dan penari. Kriteria penilaian dalam lomba Getak ini adalah kekompakan, vocal, dan kreativitas. Persyaratan lomba Getak tidak boleh menggunakan alat hadrah, menyanyikan lagu wajib “rouhi fidak”, dan satu lagu bebas.

Sedang untuk lomba drama kenabian, dilaksanakan pada  11 Agustus 2019, peserta sama dengan lomba Getak yakni delegasi dari masing-masing wilayah. Tema drama di tentukan oleh panitia, Madati tentang nabi Nuh as, Mesir tentang nabi Ibrahim as, Madinah atas tentang nabi Yusuf as, dan Rusunawa tentang nabi Ayub as.

(Baca juga: Semarak 10 Dzulhijah Asrama Daltim Adakan Lomba Hijabers)

Juri lomba drama ini adalah ustadzah Himmatul Ulya dan ustadzah Yolanda. Jumlah pemain dalam satu tim tidak dibatasi. Kriteria pemenang lomba ini adalah kekompakan, kreativitas, dan permainan peran ketika di pentas.

“Mengikuti lomba acting seperti ini benar-benar membuat saya belajar berani tampil di muka umum dengan memerankan karakter yang sama sekali bukan karakter saya pribadi, ” Ujar Dian Rahmatullah salah seorang pemeran dari wilayah rusunawa.

Acara ini berjalan sesuai harapan dan membuat para penonton terhibur, dan sekaligus membuat mereka mengingat kembali kisah luar biasa di jaman kenabian yang dapat dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Acara ini menjadi penghibur untuk para santri, khususnya santri baru yang pertama kali merayakan malam takbir di pesantren. “Selain untuk memperingati hari besar Islam, lomba Getak ini juga berguna untuk menambah kreativitas dan melatih para santri untuk berani mengunjukkan bakatnya” ujar Salma selaku ketua panitia lomba.

“Semoga dengan adanya lomba seperti ini, bakat-bakat terpendam para santri bisa muncul dan bisa membantu mereka dalam mengembangkan kreativitas,” Imbuhnya. [Red/Deli]

Luar Biasa Antusiasme Santri Dalam Acara Lomba Drama Kenabian
Related Post