Penulis: Handini Fatihatun Nabila*
Seorang pecinta seni dan budayawan Indonesia. ya, beliau adalah Agus Hadi Sudjiwo. Lelaki kelahiran Jember, 31 Agustus 1962 ini memang pecinta seni. Aktor berpotensi tingi ini memang menggemari dunia kesenian muai dari kecil. Berawal dari kesukaannya menciptakan lakon-lakon permainan wayang kulit sendiri, akhirnya berkembang menjadi realita saat usia dewasa menjemputnya.
Tak hanya berbakat dalam dunia kesenian perwayangan saja. lelaki yang sering kali dikenal dengan sebutan Sudjiwotejo ini juga menggeluti dunia musik sejak 1998. Banyak prestasi yang sering diraihnya. Aktor berusia 57 ini punya cita-cita yang luar biasa. Pasalnya, beliau sangat ingin menghidupkan kembali seni-seni dan budaya di negeri tercintanya. Meskipun pendidikan yang beliau emban bertolak belakang dengan kesukaannya, niat mulia beliau telah menghantarkan kesuksesan padanya.
Memilih jalan dengan jurusan yang menantang, tidak menjadikan tedjo berkecil hati dengan keputusannya. Beliau memang berhasil menyelesaikan pendidikan kuliahnya pada jurusan Matematika ITB (1980-1985) dan jurusan Teknik Sipil ITB ( 1981- 1988). Tetapi, terasa tuhan telah menggariskan takdir yang lebih indah untuknya. Saat masih kuliah, beliau mencoba hal baru pada hidupnya.
(Baca juga: Sahabat Umar Awalnya Dibenci Akhirnya Dicintai)
Setelah berhasil menggeluti dunia jurnalistik selama delapan tahun pada harian kompas, beliau mencoba untuk terjun dalam dunia musik. Penulis, dan pemusik. Beliau juga pernah menjadi penyiar radio saat masih berkuliah. Yang peling tidak diduga hasratnya yang begitu besar menjadikan tekad yang kuat paa dirinya. Ia mulai membangun kesenian ludruk di perkkulihannya dengan ditemani sahabat seorang sahabat setianya yang juga budayawan yaitu Nirwan Dewanto.
Tak hanya dalam dunia perwayangan dan pemusik. Beliau juga memeulai kipahnya dalam duni teater pada tahun 1997. Beliau memulai keaktifannya sejak menjadi pelatih di EKI dan pada tahun 1998 beliau mulai aktif jjuga dalam memberikan pelatihan workshop di berbagai wilayah nusantara. Pada tahun 1999, Sudjiwotedjo mampu mengepakkan sayapnya kembali pada dunia perwayangan.
(Baca juga: Veve Zulfikar Sosok Inspiratif Remaja NU)
Beliau memprakasi berdirinya jaringan dalang. Satu yang hanya ada dalam tekad kuatnya ini. Beliau hanya ingin memberi nafas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang pada masyarakat masa kini. Bahkan, pada tahun 2004 beliau rela untuk pergi mendalang keliling Yunani. Belum sampai situ saja karier yang telah dirintisnya. Dunia kesutradaraan pun mulai dicobanya. Alhasil, beliau mampu menjadi sutradara di beberapa film layar kaca Indonesia.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik