Limbah Daun Waru Bisa Jadi Energi Alternatif? Benarkah?

Penulis: Handini Fatihatun Nabila*

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Salah satunya bisa dilihat dari kekayaan minyak buminya. Hal tersebut, telah dijadikan sebagai sumber penunjang kehidupan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pasalnya, kekayaan alam yang melimpah ini tidak digunakan secara baik oleh masyarakat Indonesia.

Menurut berita yang akhir-akhir ini telah dirilis menyatakan bahwa 12 tahun yang akan datang Indonesia akan mengalami krisis minyak bumi. Hal tersebut, menandai akan adanya perubahan yang signifikan bagi penunjang kehidupan masyarkat Indonesia. Salah satu hal yang dapat membantu masalah isu akan habisnya minyak bumi di beberapa tahun kemudian ialah dengan menggunakan energi alternatif.

(Baca juga: Eksistensi Guru Dan Sengkarut Zaman Now)

Siswa-siswi SMA Nuris Jember kelas XI IPA yakni Tegar Ramadani dan Handini Fatihatun Nabila.  Mereka membuat inovasi produk dari limbah daun waru. WALIO (Waru Leaf Oil Bio) begitulah mereka memberikan nama bagi inovasi produk yang telah diteliti. Selama kurang lebih 3 bulan, mereka telah berhasil membuat serta mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Dalam pembuatan inovasi produk ini, mereka menggunakan dua teknik pembuatan. Salah satunya adalah teknik fermentasi limbah. Dengan teknik ini, ekstrak etanol yang terkandung dalam daun waru akan didapatkan serta cara pengaplikasian dalam kehidupan masyarakat terkesan mudah. Tak hanya itu, produk inovasi ini telah diterapkan masyarakat Desa Sidomulyo untuk pengganti minyak gas sebagai kebutuhan rumah tangga.

(Baca juga: Moralitas Dalam Arus Globalisasi)

Mereka memilih Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember karena desa ini berada di lereng Gunung Gumitir, terdapat banyak tanaman kopi yang di tumpang sarikan dengan pepohonan lain, diantaranya waru, jati, dan lain-lain. di Desa Sidomulya banyak terdapat pohon waru yang biasanya digunakan sebagai bahan bangunan oleh masyarakat, dan ketika pohon ditebang maka daun waru akan berceceran dan hanya menjadi limbah. Dengan dibuatnya produk dari limbah dari daun waru ini, maka akan mengurangi limbah daun waru yang ada di Desa Sidomulyo.

Produk tersebut, juga terkesan memiliki kebutuhan alat dan bahan yang cukup mudah untuk didapatkan. Bahan utama yang dibutuhkan ialah limbah daun waru. Untuk menghasilkan 200 ml WALIO membutuhkan 2 karung bersih berisi limbah duan waru. Tak hanya itu, ragi tapai sebanyak 15 biji, tali pengikat serta plastik juga sangat dibutuhkan untuk proses pembuatan ini. Daun waru yang telah diberi ragi juga diletakkan dalam plastik yang telah diiikat lalu diletakkan di ruangan dengan suku 25 derajat celcius. Kemudian setelah 15 hari bisa didapatkan ekstrak etanol berwarna merah kecoklatan.

Dengan demikian pembuatan energi alternatif dari limbah daun waru sebagai pengganti pemakaian minyak bumi bisa didapatkan. Tentunya, dengan adanya inovasi produk ini sangat memberi banyak keuntungan bagi masyarakat, pemerintah, lingkungan juga siswa SMA Nuris Jember. Bagi masyarakat sendiri dapat membantu perekonomian, bagi pemerintah dapat menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang mandiri energi.

Tak hanya itu, bagi lingkungan juga memiliki manfaat yakni dapat mengurangi limbah daun waru yang tidak dimanfaatkan. Yang terakhir ialah bagi siswa SMA Nuris Jember yaitu lebih dapat mengasah inovasi serta wawasan mereka tentang energi alternatif serta pemanfaatan limbah.

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post