Penulis: Wilda Indana Lazulfa*

Berjuta tangis terpecah
Mengalir asa tanpa arah
Tiada tak guna ku dengar
Ketika mulutnya berbicara
Menerbangkan seribu fikiran

Rasa penyesalan yang tertanam
Buatku mengukir janji
Arti syuhada pada sang Murabbi
Kini tubuhnya mulai samar
Termakan waktu tertutup arah

Hanya selembar  jubah sang kyai yang terpandang
Tak satupun lambai tangan terangkat
Hanya merengkuk jiwa dalam juta sesal
Sementara jiwa ini diam
Memikirkan satu permasalahan
Kemanakah para penerus bangsa saat sang Murobbi tiada?

Yang kini masih asyik di bawah taman bermain
Dengan menggenggam gelai air alkohol
Dan batangan rokok di sela jari
Hanya rasa pilu untuk memandang

Rakyat hanya bisa berpangku tangan
Menunggu.  Menunggu. dan menunggu.
Untukku mencegahnya
Untuknya memperbaiki para remaja
Untuk memajukan Indonesia

Penulis merupakan siswa kelas IX F MTs Unggulan Nuris, dan finalis 50 Besar Terbaik Cipta Puisi jenjang SMP/MTs Tingkat Kabupaten Jember yg diselenggarakan oleh LP3M Universitas Jember.