Penulis: Abdul Wafi*
Pada tanggal 08-september 2019 , Nuris kembali berprestasi dalam lomba bahana muharram.Tidak tanggung –tanggung ,nuris pada kali ini banyak mengeluarakan kondidat terbaiknya , salah satunya adalah M.Zahron Afifuddin, ia adalah salah satu kondidat yang mengikuti kompetisi pidato Bahasa Indonesia ,dengan usaha kerasnya, beliau akhirnya membawa pulang piala, simak wawancara kami dengannya.
Apa yang harus Anda siapkan sebelum lomba?
Pastinya yang harus pertama kali kita kuasai hafal teksnya, tapi lebih akan maksimal jika di tambah dengan penguasaan mimik dan intonasi. Tapi saya ingatkan kembali, bahwa hafalan adalah kunci segalanya ,buat apa menguasai mimik dan intonasi tapi tak hafal teksnya, sebaliknya jika kita hafal teks, maka untuk intonasi dan mimik bisa kita usahakan.
Bagaimana Anda membagi waktu antara hafalan text dan hafalan yang di wajibkan di pondok?
Alhamdulillah saya bisa membagi waktu dengan baik ,biasanya saya hafalan al-Quran pada waktu subuh,dan setelah maghrib,sedangkan untuk hafalan teks sendiri saya hanya mengandalkan waktu kosong saya seperti istirahat sekolah,jam kosong dan waktu luang.
Apakah ada kendala sebelumnya yang membuat Anda kurang kurang optimal?
Tidak ada, sama sekali tidak ada kendala.saya sudah berusaha sebisa mungkin dan tak lupa Juga saya berdoa kepada Allah SWT. Tapi mungkin bukan rezeki, mau bagaimana lagi.
Apa Anda kecewa mendapatkan diri anda?
Kecewa itu manusiawi, semua orang mesti kecewa jika ekspetasinya tak tercapai, sebenarnya Saya berharap minimal juara 3. Kembali lagi seperti yang saya ucapkan tadi, memang bukan rezeki.
Apa Anda tetap optimis jika diikutkan lomba lagi?
Optimis sekali, saya akan berjuang dari kegagalan saya. Kita boleh gagal tetapi tak boleh berhenti berjuang, seperti pepatah Tere Liye “Jika kau gagal 1000 kali, maka pastikan kau bangkit 1001 kali”.
Penulis merupakan siswa kelas XI MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik