Seorang Santri HarusTeguhkan Hubbul Wathon Minal Iman Di Dalam Hati
Pesantren Nuris- 22 Oktober 2019 lalu digelar upacara peringatan hari santri nasional 2019, acara yang dihadiri oleh santri yang berjumlah 18 ribu ini berlangsung meriah. Dalam upacara tersebut inspektur upacara yakni Dr. Abdullah Samsul Arifin (Gus Aab), yang merupakan ketua PCNU Jember.
Dalam amanatnya beliau berpesan santri harus bisa menjadi pribadi yang inovatif, kreatif, serta menjaga tradisi para leluhur kita seperti Wali Songo. Santri juga harus memperjuangkan ajaran Aswaja yang kembali hadir di tengah-tengah masyarakat dengan ajaran yang relevan, konstektual, dan memboomingkan di dalam simbiosis peradaban Islam di dalam Negara Indonesia. Sebagai santri sudah sepatutnya menjaga budaya Indonesia yang mengandung ajaran Islam sebagai insfratruktur agama.
(Baca juga: Anggota PMR Wira Nuris Jember Bantu Sukseskan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2019)
Untuk menjaga pribadi diri sebagai santri Indonesia harus tetap hormat dan patuh pada Kyai. Dimana akhlak selalu membingkai kehidupan kita dalam menghormati Kyai. Sekalipun santri tersebut sudah mencetak prestasi yang banyak ataupun telah mampu kuliah di luar negeri. Sebagai santri kita patut lii’laikalimatillah yakni meninggikan kalimat Allah. Islam adalah agama yang kecendekian, toleransi dan terbuka.
Ilmu pengetahuan dan perhitungan yang saat ini digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah hasil dari penemuan ilmuan Islam. Hal tersebut merupakan bukti bahwa Islam perlu diakui NKRI, begitu juga santri yang telah memperjuangkan kemerdekaan Negeri Indonesia. Aksi tersebut sudah dicatat oleh sejarah hingga saat ini.
Santri mampu menjelajah ilmu kedisiplinan juga kecakapan debat juga moderat dalam menghadapi paham yang ekstrim kanan maupun kiri, serta memiliki gelar akademik. Namun, meski begitu santri harus tetap patuh dan manut kyai.
Sebagai santri kita harus memegang teguh panji “Hubbul Wathon Minal Iman” di dalam diri jika tidak patut dipertanyakan kesantriannya. Santri masa kini juga harus mampu menguasai perang agama, politik, dan ekonomi. Maka ketika ada peluang di tengah masyarakat kita harus mengambil peran tersebut agar Indonesia memiliki kekuatan dari Islam yang rahmatan lil alamin.
(Baca juga: Sebanyak 18 Ribu Santri Jember Ikuti Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2019)
Santri milenial harus menjadi penjelajah intelektual, dan berpikiran terbuka dan kritis dengan mengedepankan diskusi dan musyawarah. Santri milenial seharusnya tidak hanya mengaji pada google, tetapi mereka harus mencari kebenaran ilmu dari sumber yang benar seperti kitab kuning, Al Quran, dan Hadist.
Dipenutup amanatnya Gus Aab ( Panggilan akrab Dr. Abdullah Samsul Arifin) menyerukan “Santri Unggul, Indonesia Maju,” yang diikuti tepuk tangan meriah para santri yang menjadi peserta upacara. [Red.Sirli]