Penulis: Nailun Kotrin N*
Wahai oh wahai.
Pagi ini angkasa menyuguhi sebait puisi
Perihal terangnya lintang yang sedang mengambang terbang
(Baca juga: Pergilah)
Di perbatasan jalan, Engkau menyelami air mata dan mencumbui semesta
Dengan semangat yang tak akan sekarat
Walaupun usia akan usai, dan akan mengecap bibir takdir
Engkau masih saja menfatwakan aksara-aksara seraya menatap keramaian semesta
Demi sebuah harapan, Engkau relakan semestamu terbuang
Sebab Engkau memiliki sesuatu yang sangat berarti untuk sang hati
Tanpa peduli dada yang penuh sesak, pun dengan helaan napas yang tersendat.
(Baca juga: Doa Sepanjang Malam)
Demi siang apabila terang benderang
Demi kedamaian yang tertanam
Demi keraguaan yang menebar keyakinan
Demikian Engkau mengabadikan kesetiaan.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik