Penulis: M. Irfan Maulana*
Belajar menulis karya tulis ilmiah akan membuat kita mengerti dan memahami banyak hal. Mulai dari bidang sains, kesehatan, sosial dan lain-lain. Begitu pula menurut Tegar Ramadani seorang siswa SMA Nuris Jember kelas XI IPA 1 ini, ia sangat gemar menulis karya tulis ilmiah, dan mengikuti berbagai lomba. Ia bahkan tak pernah menyerah dan terus berusaha. Yuk intip wawancara tim website Nuris dengan Tegar Ramadani berikut ini!
(Baca juga: M. Syariful Umam: Jatuh dan Bangun Adalam Proses)
Mengapa Anda Memilih Ekstrakurikuler KIR ?
Awalnya saya masih coba-coba. Kemudian setelah satu bulan menjalani, saya nyaman belajar karya tulis ilmiah karena di tentori oleh Mas Feri Dwi Putra dari Fakultas Pertanian Unej. Dan kemudian akhirnya saya paham bahwa untuk meraih sesuatu itu perlu sebuah pengorbanan dan perjalanan panjang, dan saya menikmati prosesnya bahkan kegagalannya. Setelah satu tahun saya berkecimpung di KIR saya sudah mulai memahami alurnya, dan saya masih gagal untuk mendapat juara.
Lalu apa yang membuat Anda tidak menyerah?
Yang membuat saya tidak menyerah yang pertama saya mendapat dukungan penuh dari wali kelas saya, Pak Septian Yuwandis Amir, dan juga teman-teman saya Fahmi Idris dan Zahron Afifudin yang selalu mendukung dan menemani saya. Meskipun kedua orang tua saya awalnya kurang mendukung saya, tetapi saya yakin saya mampu membuktikan, bahwa saya bisa!
Bagimana perasaan Anda ketika pertama kali lolos final?
Tentu saja saya merasa sangat senang dan bersyukur. Pertama kali saya masuk final itu pada lomba Karya Ilmiah Power and Energi System Competition di Universitas Negeri Malang. Namun saya hanya mampu di babak final dan belum bisa lolos menjadi juara.
Lalu bagaimana cara Anda mengatasi rasa ingin menyerah yang datang?
Cara saya mengatasi rasa kegagalan itu yakni dengan tidak berhenti. Saya boleh saja jatuh tetapi saya tidak boleh berhenti untuk berdiri lagi. Jadi saya ikut lomba lagi, dan saya mencoba lagi.
(Baca juga: M. Farhan Rahadian: Lancarkan Hafalan Lewat Takrir)
Lalu kapan moment pertama Anda berhasil dalam kompetisi ini?
Pertama kali saya mendapat juara yakni dalam kompetisi Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kabupaten di Universitas Terbuka Jember. Saya mengangkat sebuah gagasan tentang pendidikan yang saya beri judul “Perisa (Permainan Sains dan Bahasa)”. Saya senang sekali dan keberhasilan ini membuat semangat saya kembali berkobar.
Juara apa saja yang sudah Anda raih?
Pertama, juara 3 Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kabupaten di Universitas Terbuka Jember. Kedua, juara harapan 1 LKTI Tingkat Nasional di Universitas Negeri Malang. Ketiga, juara 1 LKTI Tingkat Nasional di SMA PU Al Bayan Sukabumi Jabar. Keempat, juara 3 National Saintific Inovation Expo di UIN Sunan Gunung Jati Bandung Jabar. Kelima, juara 2 KTI Sosial Tingkat Jatim di IAI Syarifuddin Lumajang.
Apa pesan Anda buat adik-adik Ekstrakurikuler KIR Nuris yang sedang berjuang?
Sesuatu itu pasti ada waktunya, dan yakinlah kesuksesan pasti akan menghampiri semua orang. Maka jangan berhenti berjuang!
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik