Penulis: M. Irfan Maulana*
Aku berjalan menyalahi arah mata angin
Menyisakan diameter jejak yang samar
Akupun hanya mengenal apa yang kuingin
Bukan segala apa yang telah terdaftar, takdir
(Baca juga: Runtuhan sinar)
Setengah mentari telah
tenggelam
Di kedalaman yang ranum
Tapi mataku enggan
terpejam
Menganga selama ribuan
detik
Akupun menemukan
Kau
Engkau Yang Maha Satu
Yang menciptakan
garisan yang tak bergaris, takdir
Dan Engkaulah yang
menyilaukan
Titik-titik imanku yang menghitam
Dan membuatnya membening
“man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa robbuhu”
Kata itu
Kata yang murni dari kekasihMu
(Baca juga: Jemputan Tuhan)
Akupun tahu bahwa akulah yang menjarakNya
Hingga menjadi skala satu banding seribu
Dari satuaan dasarku
Pada suku terakhir deret tahtaMu
Akupun tahu,
Engkau Yang Maha ∞
Yang memberitahuku pada koordinatMu
Engkaulah dzat Yang ∞
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik