Berprestasi sejak Nyantri, Kini Kuliah Lanjutkan Cita-Cita Jadi Akademisi

Butuh Meluangkan Waktu, bukan sekedar Menunggu Waktu Luang untuk Berkreasi

Pesantren Nuris – Perempuan penikmat sajak-sajak Gus Jakfar ini lahir di Jember, 28 Januari 2000 dengan nama Himmatul Ulya Alfitriyani. Mengenyam pendidikan di MA “Unggulan” Nuris, lulus tahun 2017 dan terjebak dalam kenikmatan mengenyam program S1 di Universitas Jember FKIP prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sampai sekarang.

“Jujur saja, awalnya saya terpaksa masuk jurusan tersebut, tapi lama-kelamaan menjadi enjoy dan tertarik dengan materi-materi yang diajarkan” ungkapnya. Perempuan yang biasa dipanggil Triya ini sekarang mengabdikan dirinya pada Nuris, sembari kuliah dia menyibukkan dengan kegiatan yang ada di Pesantren Nuris Jember salah satunya bergabung sebagai anggota Redaksi Majalah Nuris.

Perempuan ini selain cerdas dalam bidang akademik juga jago dalam berpidato. Waktu mengenyam pendidikan di bangku MA, ia memenangkan banyak perlombaan, salah satunya Juara 1 Pidato bahasa Indonesia se-Jember  (di IAIN), Juara 1 Syarhil se-Jawa Timur (di Jombang), dan  Juara 2 KSM PAI se-Jember.

(baca juga: Nuris Juara 1 Musabaqoh Syarhil Quran se-Jawa Bali di UNWAHA Jombang)

Bakat Public Relation dalam hidupnya berlanjut sampai saat ini dalam mengenyam bangku perkuliahan. Ia melajutkan tren prestasi dengan memenangkan perlombaan seperti, Juara 3 Dai Se FKIP (Ospek Fakultas), Juara 1 Syarhil se-UNEJ (Universitas Jember).

Perempuan pemilik suara merdu yang memiliki hobi mendengarkan musik ini, memiliki cita-cita sebagai seorang akademisi. Itulah alasan mengapa memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penikmat puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana?” mengaku  bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga besar Nuris.

Memutuskan untuk mengabdikan dirinya di pesantren merupakan bentuk rasa terimakasihnya kepada Kyai, Guru, dan Ustad-ustdzah selama mengeyam pendidikan yang dimulainya dari MTs Unggulan Nuris. Perempuan asli Wuluhan, Jember ini juga istiqomah dalam menjaga hafalan Al Qurannya yang sudah lama ia tekuni. Hingga akhirnya pada periode ini, dipercaya untuk mengemban amanah sebagai ketua lembaga Huffadzul Quran asrama putri Daltim.

 “Sangat unik sekali, saya kira di Nuris itu mayoritas berbahasa Jawa semua, tetapi kok banyak juga yang dari luar kota. Jadi bahasanya campur-campur, ada yang Jawa, Madura, Indonesia, Osing, dan banyak lagi” tuturnya di akhir wawancara.[Ayu]

Nama              : Himmatul Ulya Alfitriyani

Lembaga        : MTs Unggulan Nuris (2014), MA Unggulan Nuris lulus tahun 2017

Kuliah             : FKIP (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) UNEJ

Related Post