Judul : Merindu Baginda Nabi
Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Republika
Terbit : April 2018
Tebal : 176 halaman
Genre : Novel, religi
Peresensi : Muhammad Qorib Hamdani*
Sinopsis
Berawal dari anak bayi yang dibuang oleh ibu kandungnya, lalu seorang nenek menemukannya tergeletak di tong sampah, seorang nenek yang baik bernama Mbah Tentrem. Lalu Mbah Tentrem memberi nama dipah yang berasal dari nemu di tong sampah, namum Mbah Tentrem tidak lama mengasuh dipah, lalu anak itu diserahkan ke Pak Nur dan Bu salamah. Mereka berdualah yang kemudian dipasrahi mengasuh sebuah panti asuhan dan pondok pesantren yatim dhuafa di tanah waqaf milik Mbah Tentrem. Kedua suami istri itu mengubah namanya menjadi Rifah, seorang perempuan yang tumbuh cerdas, ramah dan rendah hati.
(Baca juga:Resensi buku cahaya cinta di Mancester)
Waktu terus berlalu hingga Rifah masuk sekolah SMA yang menjadi bintang di sekolahnya, bukan berarti semua anak mengidolakannya, akan tetapi seorang peremuan cantik bernama Arum sangat benci dengan Rifah. Arum sangat benci kepada Rifah karena dia selalu saja berada di peringkat satu, sedangkan Arum berada di bawahnya yaitu peringkat dua.
Pada suatu hari Rifah lolos tes ke Amerika dalam bidang matematika, sehingga amarah Arum naik drastis. Segala cara Arum sudah melakukan jebakan untuk Rifah, tapi Rifah sangat sabar berjalan di jebakan Arum.
Abahnya menangis sejadi-jadinya, kemudian Rifah bertanya ada abahnya, lalu ayahnya bilang bahwa dia sedang merindu baginda nabi, ingin rasanya pergi ke Mekkah untuk menemui makam beliau. Tak lama kemudian ayahnya meninggal di Mekkah.
(Baca juga: Resensi buku mantappu jiwa kuncinya kerja keras)
Kelebihan
kelebihan dari buku ini sangat banyak sekali, mulai dari religi, motifasi, dan formal, sehingga pembaca menjadi termotivasi dengan Rifah yang cerdas dan tak gampang menyerah. Apalagi dengan kerendahan hatinya yang embuat orangorang ingin berteman dengannyya.
Kekurangan
Ada sedikit kekurangan dalam buku ini, yaitu saat peristiwa Rifah jatuh dari sepeda karena di tendang oleh seseorang dan juga saat boncengan yang menyebabkan Rifah lumpuh tidak di beri tahu siapa pelaku tersebut.
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik