Menjadi Tenaga Medis, Alumni Nuris Himbau Masyarakat untuk Ikuti Anjuran Pemerintah
Pesantren Nuris- Alumni Nuris selalu hadir dengan kisah-kisah inspiratif mereka masing-masing. Seperti halnya alumni Nuris yang satu ini, namanya Maya Kholida. Alumni SMA Nuris Jember tahun 2013, sebelum di SMA Nuris Jember, Maya (panggilan akrab Maya Kholida) juga merupakan alumni SMP Nuris Jember. Ia mengenyam pendidikan pesantren selama enam tahun, sebagai bekal hidup di masa depan.
Setelah lulus dari SMA Nuris Jember pada tahun 2013 lalu, Maya melanjutkan pendidikannya di Universitas Bondowoso mengambil jurusan perawat. Menjadi perawat merupakan cita-citanya sedari kecil.
(Baca juga: Ujian skripsi di tengah pandemi alumni Nuris ini sukses lulus summa cumlaude)
“Menurut saya perawat adalah pekerjaan yang sangat mulia dan mengajarkan saya untuk selalu tersenyum, ikhlas, peduli, kepada pasien dan pengunjung. Serta turut serta membantu orang lain menjalani kehidupan yang lebih sehat,” ujarnya.
Ketika mengenyam pendidikan di Universitas Bondowoso, Maya mengambil judul skripsi tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Pola Asuh Anak Usia Dini,” menurutnya pola asuh dari kedua orangtua akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak, oleh karenanya topik tersebut sangat menarik untuk diulas.
Selain sebagai tugas akhir dari kuliahnya, gambaran tentang pola asuh ini juga membuatnya belajar tentang bagaimana sebaiknya menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya kelak.
(Baca juga: Peringati Hardiknas 2020 dengan ngobrol bareng alumni Nuris secara virtual)
Maya resmi menjadi sarjana kesehatan pada 25 Oktober 2016 lalu, dan menikah dengan seorang prajurit TNI AD. Gadis kelahiran Bondowoso 22 Mei 1994 ini, kini bekarja sebagai tenaga medis atau perawat di sebuah klinik kesehatan bernama Klinik Adhi Dharma di Bondowoso.
Menjadi seorang tenaga medis merupakan pekerjaan yang sangat mulia, apalagi saat ini Indonesia dan hampir di seluruh negara di dunia tengah dilanda pandemi covid-19. Para tenaga medis merupakan garda terdepan dalam kasus ini, bagi Maya sebagai manusia biasa ia juga merasa takut dengan adanya pandemi ini.
“Saat ini musuh kita adalah sebuah virus yang wujudnya tidak terlihat oleh mata kita, dan hanya dapat dilihat oleh alat. Semisal kita menyentuh benda yang sudah terkontaminasi atau orang yang terpapar (PDP) otomatis kita kan terpapar juga,” ujarnya
Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk rajin cuci tangan hingga bersih dengan sabun, dan air mengalir. Hal tersebut terbukti efektif membunuh kuman, virus, bakteri. Dan gunakan masker jika keluar rumah, hindari kontak fisik dengan orang lain, serta mengikuti anjuran pemerintah untuk di rumah saja, satu lagi selalu berdoa dan berserah kepada Allah Swt.
“Sebagai manusia biasa tentu saya juga merasa takut dengan adanya covid-19 ini. Apalagi diberitakan sudah banyak sekali korban dari tenaga medis sendiri. Namun, saya tetap harus bertugas dan tentunya tidak panik, serta selalu waspada dan selalu menggunakan APD ketika bekerja. Semoga pendemi ini segera berlalu, dan kita semua diberi kesehatan oleh Allah Swt amin ya rabbal alamin,” tambahnya.
Biodata
Nama: Maya Kholida
Alamat: Asrama militer yonif 514/R Bondowoso
Lembaga: SMA Nuris Jember 2013
Kuliah: jurusan perawat, Universitas Bondowoso
Karier: Perawat di Klinik Adhi Dharma Bondowoso