penulis: Abd. Halim W.H.*
Orangtua atau guru haruslah menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Dari sini kemudian pentingnya pribadi saleh orang tua dan guru. Seyogyanya orang tua atau guru senantiasa bertakwa kepada Allah SWT., mengikuti jejak (sunah, manhaj) Nabi, berusaha sekuat tenaga dan tolong-menolong dalam membentuk pribadi anak agar tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
Hal ini dikokohkan oleh Al Qur’an surat Ali Imrân (03): 34;
………….ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ………….
Artinya: “(Sebagai) satu keturunan, sebagian adalah (keturunan) sebagian yang lain.” (QS. Ali Imran (03): 34)
(baca juga: Menjawab Kegalauan Netizen, Mudik versus Pulang Kampung)
Untuk mencetak anak menjadi pintar, memang haruslah dididik oleh guru yang pintar ilmu pengetahuan. Tapi lebih dari itu, “kepintaran” rohani (ketakwaan, hati yang bersih) jauh lebih penting.
Kesalehan orang tua atau guru sangat berguna dan berpengaruh besar terhadap anak cucu, sebagaimana telah digambarkan dalam Al Qur’an, ketika menceritakan perihal perjalanan proses keilmuan Nabi Musa dan Nabi Khidhr alaihimassalám:
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلٰمَيْنِ يَتِيْمَيْنِ فِي الْمَدِيْنَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوْهُمَا صَالِحًا………
Artinya: “Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh………..” (QS. Al-Kahfi (18): 82 )
(baca juga: Tantangan Literasi Santri di Era Globalisasi, Membaca Epilog Masa Lalu untuk Masa Depan)
Dalam cerita tersebut, di perjalanan, Nabi Khidhr membangun (memperbaiki) tembok yang hampir ambruk dengan tanpa pamrih semata-mata karena untuk menyelamatkan barang-barang berharga yang terkubur di bawah tembok milik seorang anak tersebut, yang mana kedua orang tuanya adalah orang yang saleh.
Semoga kita dianugerahi keturunan yang saleh/salehah, dan senantiasa diberi kemampuan untuk mendidik anak-anak kita sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan salafus shâlih. Âmîn…Yâ Mujîbas Sâ_ilîn……
►Diadaptasi dari pengajian rutin Kamis (18/03/2019) siang untuk para Fasilitator dan Karyawan PTQ Anak & Balita Nuris yang diasuh oleh almukarram KH. Muhyiddin Abdussomad (Pengasuh PP. NURIS Jember).
*Penulis adalah khâdim di PTQ Anak & Balita, MTs Unggulan dan MA Unggulan Nuris Program Tahfidz NURIS, Jember