Penulis: Handini Fatihatun Nabila*
Para penggemar sang jendela dunia, siapa yang tidak kenal dengan seorang tokoh yang sangat menginspirasi ini?. Seorang sosok penulis yang sangat terkenal dengan motivasi yang bisa menghipnotis pembaca melalui untaian kata demi kata yang disusunnya. Beliau adalah Ahmad Rifa’i Rif’an. Seorang kelahiran Lamongan, 03 Oktober ini, telah sukses dengan berbagai tulisan yang dibukukan dan menjadi “ Best Seller”. Beliau mulai merintis kesuksesannnya sejak beliau memulai untuk menulis pada saat ia sedang berada di masa perkuliahannya.
Seorang yang lebih akrab disapa dengan Mas Fai ini, sejak kecil memang sangat kental dengan pendidikan ke-islamannya baik dari lingkungan keluarga dan pendidikannya. Beliau juga memiliki latar belakang pendidikan nonformal sebagai seorang santri di Pondok Pesantren Miftahul Qulub, Lamongan. Alumnus Teknik mesin ITS surabaya ini, juga tak segan- segan untuk membagikan ilmunya melalui dunia literasi. Tak hanya itu, seorang Mas Fai ternyata sangat pandai dalam mengambil hati para pembaca bukunya, terutama di kalangan santri.
(Baca juga: Tere Liye sosok-penulis novel fenomenal Indonesia)
Beberapa karya beliau yang sudah menempati posisi “ Best Seller “ cukup banyak. Seperti Tuhan Maaf, Kami Sedang Sibuk, Man Shabara Zhafira, God, I Miss You, The Perfect Muslimah, Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati, Ya Allah Izinkan Aku Pacaran, Jangan Mau Jadi Orang Rata-Rata, dan lain sebagainya.
Penulis sebuah buku “ Man Shabara Zhafira “ ini mengaku bahwa inspirasi menulisnya yang sangat utama adalah sebuah pengalaman pribadi. Beliau tidak pernah mentargetkan bisa menulis berapa halaman dan berapa cepat ia bisa menulis. Yang terpenting bagi beliau adalah bahwa menulis yakni sebuah kenikmatan dalam proses penulisannya sehingga bisa mengalir begitu saja dan dapat menghasilkan gebrakan-gebrakan secepat kilat yang bisa menempati rak “Best Seller” di toko-toko buku.
(Baca juga: Belaja dari sri izzati penulis muda yang kaya karya )
“Apakah Ahmad Rifa’i Rif’an tidak pernah mengalami kegaalan ataupun kekurangan ide dalam menulis?”. Seperti itukah yang masih kalian pertanyakan bukan?. Jawabnnya adalah hanya beliau selalu menyampaikan apa yang beliau yakini dan beliau juga mengalami apa yang beliau jalani. Dengan demikian prinsip beliau dalam menulis yang membuat beliau jarang mengalami kendala saat ingin menuangkan ide-ide dengan bribu motivasi dalam bentuk tulisan.
Beliau juga tak lupa menyampaikan bahwa menulis adalah sebuah bentuk penyebaran ilmu yang kita miliki kepada pembaca. Mas Fai sendiri bisa dianggap sedang berdakwah dengan metode Al-Qalam. Oleh karena itu, dalam menulis janganlah menumbuhkan rasa takut dikritik dengan pendapat orang lain. Semua itu dapat diubah dengan adanya motivasi yang kuat, eksekusi ide yang ditemukan agar lebih cepat untuk dituangkan, dan yang terakhir adalah adanya finansial.
Sumber gambar: linikampus.com
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik