Belajar Ketulusan Cinta dari Novel Cinta Laki-laki Biasa

Judul               : Cinta Laki-laki Biasa
Penulis            : Asma Nadia, dkk.
Penerbit          : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit   : Cetakan Keenam, November 2016
Halaman         : 264
Peresensi         : Rintan Setyo Minarti*

Sinopsis

Novel berjudul “Cinta Laki-Laki Biasa” ini bercerita tentang Nania, gadis cantik dari keluarga berada, ia adalah anak keempat dari empat bersaudara, semua saudaranya perempuan dan sudah menikah dengan lelaki mapan. Sedangkan Nania adalah seorang mahasiswa arsitektur yang sedang menyelesaikan tugas kerja praktiknya di sebuah proyek perumahan sederhana untuk masyarakat kurang mampu.

Di tempat kerja praktik ia bertemu di Rafli, kala itu Rafli menjadi mentor. Nania tidak saja mendapatkan bimbingan mengenai ilmu membangun rumah, tapi juga tuntunan untuk menjalani hidup yang lebih penuh arti, bahwa kebahagiaan tidak dibangun dalam kemewahan, tapi kesederhanaan yang diwarnai keakraban dan ketulusan.

(Baca juga:Buku tentang agama dan cinta)

Dua tahun berpisah, Rafli kembali hadir menemui Nania dan kemudian memberanikan diri untuk mengajak Nania bertaaruf. Tanpa disangka-sangka, Nania menerima lamaran Rafli dan memutuskan untuk menikah dengan seorang Rafli dipandang biasa saja atau sebelah mata oleh orang-orang terdekatnya. Namun Nania sangat yakin dengan lelaki tersebut, dikarenakan sikapnya yang sangat luar biasa, lebih dari apa yang ia harapkan.
Namun orang tua Nania tetap saja memandang biasa sang lelaki, bahkan menaruh curiga. Suatu ketika Nania mengalami musibah, ia menderita penyakit yang membuatnya lumpuh. Namun sang lelaki senantiasa berada disamping istrinya, ia merawat sepenuh jiwa. Dari situ, orang-orang terdekatnya mulai sadar kelebihan yang ada dari si lelaki tersebut.


Kelebihan
Novel Cinta Laki-laki biasa ini merupakan salah satu novel islami yang sarat akan makna kehidupan. Banyak sekali yang dapat diambil dan dipelajari dari novl ini. Novel ini sangat cocok dibaca oleh para orang tua yang nantinya akan menjadi seorang mertua. Bahwasannya tak seharusnya memandang seseorang calon mantu hanya dari segi kemapanan saja, melainkan dari agama, sopan santun, ketulusan, dan kesederhanaan.

(Baca juga: Buku tentang cara membangun kepribadian remaja)

Kekurangan
Tidak banyak kekurangan dalam novel ini, hanya saja ada beberapa majas dan gaya bahasa yang kurang dapat dipahami oleh para pembaca awam.

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post